Rupiah Merosot, Produsen Farmasi Mengaku Masih Aman-aman Saja

Kalbe Farma justru memilih kurs rupiah stabil di level 10 ribu daripada bergerak naik turun.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 25 Jul 2013, 19:18 WIB
Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius mengatakan, pergerakan nilai rupiah yang masih bergejolak belum mengganggu kinerja bisnis perseroan. Namun diakui rupiah dampak gejolak nilai rupiah yang terjadi belakangan ini baru akan terasa dalam 3-4 bulan ke depan.

"Kalau dalam waktu dekat ini, kami masih yakin kinerja bisnis masih berjalan dengan baik. Target kami juga masih bisa dikejar," ujar Vidjongtius saat buka puasa bersama bareng Kalbe Farma di Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Vidjongtius menjelaskan, perseroan saat ini masih memiliki bahan baku yang cukup sehingga tak terlalu terpengaruh dengan pergerakan nilai rupiah. Selain itu, perusahaan juga masih memiliki cadangan dolar Amerika Serikat (AS) disamping terus memantau pergerakan rupiah.

Kalbe Farma berharap kondisi perekonomian global akan berangsur pulih setelah Lebaran mendatang. Membaiknya kondisi global bakal ikut membantu keadaan ekonomi makro Indonesia berjalan lebih baik, khususnya pergerakan nilai tukar Rupiah dan laju inflasi.

Ditambahkannya, perusahaan sebetulnya lebih khawatir jika nilai tukar rupiah bergerak tak stabil. Kalbe Farma justru tak mengaku bermasalah jika kurs rupiah stabil di level 10 ribu per dolar AS.

"Kami khawatir jika rupiah mengalami gejolak turun atau naik. Dikit-dikit naik, dikit-dikit turun, sehingga membutuhkan penyesuaiannya yang cukup lama dalam memonitori kinerja bisnis," jelasnya. (Dis/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya