Jokowi Kunker ke Kalbar, Akan Resmikan Bandara Singkawang hingga Jalan Daerah

Jokowi direncanakan menyerahkan bantuan kepada para pedagang di pasar tradisional, Kabupaten Mempawah, serta meresmikan sejumlah ruas jalan di Provinsi Kalbar.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Mar 2024, 08:46 WIB
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak menuju Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) untuk melakukan kunjungan kerja, Rabu (20/3/2024). Jokowi diagendakan meresmikan Bandara Singkawang hingga meninjau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.

Berdasarkan siaran pers Sekretariat Presiden, Jokowi bertolak ke Kalbar melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta. Jokowi bersama rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat RJ85 sekira pukul 07.30 WIB.

Setibanya di Bandara Singkawang, Kota Singkawang, Provinsi Kalbar, dia akan meninjau fasilitas dan meresmikan bandara tersebut. Jokowi juga dijadwalkan untuk menyerahkan bantuan pangan kepada masyarakat di Komplek Pergudangan Bulog, Kota Singkawang.

Dari Kota Singkawang, Jokowi dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Mempawah dengan berkendara mobil untuk meninjau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.

Selain itu, Jokowi direncanakan menyerahkan bantuan kepada para pedagang di pasar tradisional, Kabupaten Mempawah, serta meresmikan sejumlah ruas jalan di Provinsi Kalbar.

Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Rudy Saladin, serta Komandan Paspampres Mayjen TNI Achiruddin.

2 dari 3 halaman

Curhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-Ibu

Presiden Jokowi juga berkesempatan mengunjungi dan berdialog dengan salah satu pemilik toko di Pasar Kawat, Kota Tanjungbalai, Sumut, Kamis (14/3/2024) (Foto: Istimewa)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan kompleksitas tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengelola kebutuhan pangan nasional. Menurut Jokowi, pemerintah menghadapi dilema dalam menjaga keseimbangan harga beras.

Jokowi mengatakan para petani meminta harga tinggi untuk keuntungan lebih. Sementara itu, konsumen, khususnya ibu-ibu, membutuhkan harga yang terjangkau.

"Kita ini sulit, kalau harga beras turun, saya dimarahi petani, tapi kalau beras naik, saya dimarahi ibu-ibu," kata Jokowi saat menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah di Kompleks Pergudangan Bulog Bakaran Batu, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara, Jumat (15/3/2024).

Dia menyampaikan, tidak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mencapai 270 juta orang. Terlebih, pemerintah diharuskan memenuhi kebutuhan beras tahunan sebanyak 31 juta ton di tengah perubahan iklim.

"Tapi kalau produksi petani dari petani banyak ya kita tenang. Tapi begitu kayak kemarin, musim keringnya panjang, ini nanti pasti nanamnya mundur atau basahnya terlalu, hujannya terlalu lebat, ada yang kena banjir," jelasnya.

Selain itu, Jokowi menyebut keragaman geografis Indonesia yang tersebar di 17 ribu pulau. Hal ini, kata dia, menimbulkan kompleksitas dalam distribusi dan penanganan pangan di seluruh Tanah Air.

"Inilah negara Indonesia yang sangat besar, sangat besar. Kalau negara lain penduduknya 10 juta, 20 juta lebih mudah, kita 270 juta tersebar di 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Inilah Indonesia," tutur Jokowi.

3 dari 3 halaman

Bantuan Beras Akan Berlangsung hingga Juni 2024

Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah di Kompleks Pergudangan Bulog Bakaran Batu, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara, Jumat (15/3/2024). (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi memastikan bantuan beras yang telah diberikan sejak bulan Januari tersebut akan terus berlanjut hingga Juni 2024. Kendati begitu, keberlanjutan bantuan tersebut akan bergantung pada ketersediaan anggaran negara.

"Nanti kalau APBN-nya memungkinkan setelah Juni akan dilanjutkan tapi saya nggak janji, janjinya hanya sampai yang Juni. Nanti saya lihat lagi APBN kira-kira cukup, diteruskan," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menjelaskan, kenaikan harga beras tak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia. Dia mengatakan, perubahan iklim menyebabkan sejumlah negara, termasuk Indonesia mengalami gagal panen.

Hal ini menyebabkan suplai menjadi sedikit, sedangkan masyarakat yang mengonsumsi beras sangat tinggi. Jokowi menuturkan kondisi ini membuat harga beras naik.

"Ada perubahan iklim, ada yang panen gagal karena perubahan iklim, hujan terlalu deras, kering terlalu panjang," kata Jokowi.

"Banyak negara yang juga sama dengan kita gagal panen sehingga karena suplainya sedikit, yang makan tetap atau tambah banyak sehingga harganya naik," sambung dia.

Oleh sebab itu, kata dia, pemerintah mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan pangan kepada masyarakat. Jokowi menyampaikan bantuan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menghadapi kenaikan harga beras.

"Jadi Bapak Ibu sekalian, beras ini diberikan kepada Bapak Ibu karena harga beras sekarang naik," ujarnya.

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya