Slamet Rahardjo Ultah ke-75, Ini 6 Film Terbaik Peraih 7 Piala Citra dari Ranjang Pengantin Hingga November 1928

Slamet Rahardjo ultah ke-75 pada Minggu (21/1/2024). Dikenal sebagai seniman serbabisa, ia adalah aktor, sutradara, penulis naskah, juga penata musik.

oleh Wayan Diananto diperbarui 21 Jan 2024, 19:00 WIB
Slamet Rahardjo ultah ke-75 pada Minggu (21/1/2024). Dikenal sebagai seniman serbabisa, ia adalah aktor, sutradara, penulis naskah, juga penata musik. (Deki Prayoga/bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta Legenda hidup Slamet Rahardjo Djarot hari ini, Minggu (21/1/2024), merayakan ulang tahun ke-75. Dikenal sebagai seniman serbabisa, ia adalah aktor, sutradara, penulis skenario ulung, sekaligus penata musik peraih Piala Citra.

Slamet Rahardjo Djarot debut di layar lebar lewat Wadjah Seorang Laki-laki (1971) karya sineas legendaris Teguh Karya. Perannya sebagai Amallo kala itu mencuri perhatian pencinta film dan kritikus.

Dua tahun setelahnya, Slamet Rahardjo tampil dalam Cinta Pertama bersama Christine Hakim yang meraih 5 Piala Citra termasuk Film Terbaik. Sejak itu, langkahnya di dunia seni tak terbendung hingga kini.

Sepanjang kariernya, Slamet Rahardjo meraih 7 Piala Citra untuk beragam kategori tak hanya akting. Merayakan ulang tahun bintang film Ranjang Pengantin, laporan khas Showbiz Liputan6.com merangkai 6 Film Terbaik Slamet Rahardjo.

 

2 dari 7 halaman

1. Ranjang Pengantin (1974)

Film Ranjang Pengantin dibintangi Slamet Rahardjo. (Foto: Koleksi Pribadi Daniel Irawan)

Cinta Pertama adalah pemanasan bagi Slamet Rahardjo untuk tampil lebih maksimal dalam Ranjang Pengantin. Di tangan Teguh Karya berbekal naskah Hendrick Gozali, performanya sebagai Bram panen pujian para pemerhati film.

Slamet Rahardjo meraih Piala Citra pertama sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik. Ranjang Pengantin memang gagal menyabet kategori utama, Film Terbaik. Namun, ia memborong 5 Piala Citra. Jelas, prestasi no kaleng-kaleng.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 7 halaman

2. November 1928 (1979)

Poster film November 1928. (Foto: Dok. IMDb)

Epos besar perjuangan kemerdekaan di era Pangeran Diponegoro ini dipotret di level kolosal oleh sang maestro Teguh Karya. Hasilnya bukan main. November 1928 panen 11 nominasi Piala Citra dan membawa pulang 7 di antaranya, termasuk Film Terbaik.

Menariknya, akting Slamet Rahardjo sebagai Kapten DeBrost tak dilirik Komite Juri FFI 1979. Namun, ia tetap membawa pulang Piala Citra karena menang kategori Penata Musik Terbaik bersama musisi Franki Raden dan Sardono W. Kusumo.

 

4 dari 7 halaman

3. Di Balik Kelambu (1983)

Slamet Rahardjo dalam Di Balik Kelambu. (Foto: Dok. IMDb)

Percayalah, Teguh Karya dan Slamet Rahardjo adalah kombinasi “maut” pada eranya. Di Balik Kelambu adalah contoh berikutnya. Naskah film ini digarap Teguh Karya dan Slamet Rahardjo. Para pemainnya adalah sinonim jaminan mutu.

Selain Slamet, ada Christine Hakim, Maruli Sitmpul dan Sylvia Widiantono. Di Balik Kelambu memuluskan jalan Slamet Rahardjo dan Christine Hakim meraih Piala Citra. Begitu pula Maruli Sitompul menang Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

 

5 dari 7 halaman

4. Kembang Kertas (1985)

Salah satu adegan film Kembang Kertas karya sutradara Slamet Rahardjo. (Foto: Dok. IMDb)

Kembang Kertas diproduksi dan disutradarai Slamet Rahardjo. Naskahnya hasil adaptasi novel legendaris berjudul sama karya Putu Wijaya. Mengisahkan pengusaha (Zainal Abidin) yang dijebloskan ke penjara akibat terlibat bisnis berbahaya.

Ia lantas dibebaskan seorang janda sekaligus rekan bisnis yang sejak lama mencintainya. Dari sini, konflik merumit. Kembang Kertas menang 5 Piala Citra termasuk Film dan Sutradara Terbaik. Sejak itu, reputasi Slamet Rahardjo sebagai seniman serbabisa menajam.

 

6 dari 7 halaman

5. Kodrat (1986)

Slamet Rahardjo dalam film Kodrat. (Foto: Dok. Istimewa)

Setahun setelah Kembang Kertas, Slamert Rahardjo duduk lagi di kursi sutradara menggarap Kodrat yang naskahnya ia tulis sendiri. Kodrat (karakter utama film ini, yang diperankan Slamet Rahardjo) syok, karena sahabatnya, Solikin (Piet Pagau) ditembak mati aparat.

Solikin dan Kodrat dibesarkan di panti asuhan. Ia lantas mencari cara untuk menuntut balas. Kodrat yang berlaga di FFI 1987 menang 3 Piala Citra termasuk Sutradara Terbaik. Sebuah pencapaian langka seorang aktor meraih 2 Piala Citra di bidang penyutradaraan.

 

7 dari 7 halaman

6. Cinta Pertama Kedua Ketiga (2022)

Slamet Rahardjo dalam film Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga. (Foto: Dok. YouTube StarVision Plus)

Pada 2012, Slamet Rahardjo dianuegerahi Penghargaan Seumur Hidup oleh dewan juri Festival Film Bandung. Dua tahun kemudian, ia diganjar penghargaan yang sama oleh FFI.

Tahun 2019 dan 2020, ASEAN International Film Festival and Awards dan Indonesian Movie Actors Awards memberinya Penghargaan Seumur Hidup. Ini tak membuatnya berpuas diri. Pada 2022, Slamet Raharjo membintangi Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga karya sineas Gina S. Noer.

Sang aktor memerankan Dewa yang memorinya digerogoti Alzheimer. Performanya bikin merinding saking sangat meyakinkan. Piala Citra Pemeran Pendukung Pria Terbaik (yang belum pernah ia menangkan) akhirnya jatuh ke tangan Slamet Rahardjo. Sempurna!

Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya