Studi Ungkap Perempuan Jadi Target Utama Ujaran Kebencian di Ruang Digital

Hasil studi ini diharapkan menjadi dorongan untuk lembaga dan platform-platform digital untuk memperhatikan gender dan etnis dalam memoderasi konten.

oleh Rida Rasidi diperbarui 06 Des 2023, 19:08 WIB
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kajian yang dilakukan oleh Agency for Fundamental Rights (FRA), menunjukkan hasil bahwa perempuan adalah target utama dari ujaran kebencian yang berbasis di ruang digital. Ujaran kebencian tersebut berupa bahasa-bahasa kasar, pelecehan, provokasi, hingga kekerasan seksual. 

Dikutip dari Antara, berdasarkan laporan Reuters, kajian ini dilakukan di YouTube, Reddit, dan X (sebelumnya Twitter) dengan mengambil sampel di empat negara Uni Eropa (Bulgaria, Jerman, Italia, dan Swedia) pada Januari - Juni 2022. 

Hasil studi tersebut menunjukkan, di seluruh platform digital dan negara-negara tersebut, perempuan menjadi target utamanya. 

Selain itu, ada juga kelompok-kelompok yang terdampak ujaran kebencian di ruang digital antara lain orang keturunan Afrika, Roma, dan Yahudi.

FRA menjelaskan, jumlah postingan ujaran kebencian yang menyerang perempuan hampir tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah postingan yang menyerang keturunan Afrika di keempat negara diadakannya kajian tersebut. 

Hasil kajian tersebut diharapkan menjadi dorongan untuk Uni Eropa dan platform-platform digital untuk memperhatikan gender dan etnis dalam memoderasi konten. 

"Tingginya tingkat kebencian yang kami identifikasi di media sosial jelas-jelas menunjukkan bahwa Uni Eropa, negara-negara anggotanya, serta platform-platform daring dapat meningkatkan upaya mereka untuk menciptakan ruang maya yang aman bagi semua orang," ujar Direktur FRA, Michael O'Flaherty dalam pernyataan resminya.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya