Ketua Banggar DPR Minta Indonesia Masuk BRICS, Apa Manfaatnya?

Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia memproses untuk masuk menjadi anggota BRICS. Tujuannya, memperkuat posisi Indonesia dan pertumbuhan ekonomi global kedepannya.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Agu 2023, 20:45 WIB
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah meminta FIFA ikut investigasi tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang. (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia memproses untuk masuk menjadi anggota BRICS. Tujuannya, memperkuat posisi Indonesia dan pertumbuhan ekonomi global kedepannya.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mempertimbangkan Indonesia masuk ke BRICS. Pihaknya masih akan mengkaji usulan tersebut.

"Kita berharap Indonesia segera bisa masuk keanggotaan BRICS, meskipun Presiden Jokowi menyatakan masih akan mengkaji keanggotaannya di BRICS," ujar Said dalam Rapat Kerja bersama pemerintah di DPR RI, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Said pun mengungkap urgensi Indonesia masuk jadi anggota BRICS. Mulai dari mendorong BRICS menjadi lebih kuat di posisi global dalam menghadirkan ekonomi yang lebih adil.

"Tumbuh berkelanjutan, terkhusus menopang kebijakan Indonesia yang aktif mengembangkan hilirisasi, dan mengembangkan local currency settlement," ucapnya.

"Semangat BRICS harus menjadi harapan baru Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, dan mengembangkan investasi, memberikan fasilitas pendanaan pembangunan yang murah, serta pasar ekspor baru," sambung Said Abdullah.

Waspada Ekonomi Negara Besar

Alasan lainnya, Said meminta Indonesia mewaspadai ekonomi beberapa negara besar. Diantaranya. Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat yang terpantau mengalami pelambatan.

Kekhawatirannya, akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat ketiganya masuk dalam daftar mitra dagang Indonesia.

"Kita harus mewspadai tiga raksasa ekonomi dunia. Bank Dunia menilai Tiongkok, Jepang dan Amerika Serikat (AS) perekonomiannya pada tahun depan masih akan melambat. Ketiganya adalah mitra dagang strategis Indonesia," ujarnya.

"Telambatan ekonomi Tiongkok berpangkal dari persoalan keuangan pada sektor real estate, sejak kasus Evergrande mencuat. Sementara pelambatan ekonomi AS imbas dari tingginya suku bunga membuat tingkat konsumsi dan investasi melambat," pungkas Said Abdullah.

 

2 dari 3 halaman

Jokowi Masih Pikir-Pikir

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) meninjau vaksinasi COVID-19 massal pelaku transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (10/6/2021). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Indonesia masih akan mengkaji serta memempertimbangkan keikutsertaannya untuk menjadi anggota BRICS. Jokowi mengatakan Indonesia tak mau tergesa-gesa.

Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi dalam keterangannya usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 yang digelar di Sandton Convention Center, Johannesburg, Republik Afrika Selatan, pada Kamis, 24 Agustus 2023.

"Kita ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dahulu, kita tidak ingin tergesa-gesa," ucap Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Hubungan Baik

Presiden Joko Widodo blusukan ke Pasar Grogolan, Pekalongan, Selasa (29/8/2023). Jokowi blusukan didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Foto: Istimewa).

Kendati begitu, dia mengatakan hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS saat ini sudah dinilai sangat baik. Khususnya, dalam bidang ekonomi.

"Hubungan kita dengan kelima anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi," ungkapnya.

Selain itu, Jokowi menyampaikan bahwa salah satu proses yang harus dilalui untuk menjadi anggota baru BRICS adalah dengan menyampaikan surat expression of interest.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya