Bacaan Tawasul Hadiah Fatihah kepada Nabi SAW, Ila Hadrotin Nabiyyi

Lazimnya, umat Islam, terutama warga Nahdliyin bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW, dengan bacaan sholawat maupun hadiah Fatihah

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2023, 22:30 WIB
Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran (freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Tawasul didefinisikan secara sederhana adalah melakukan sebuah amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lazimnya, umat Islam, terutama warga Nahdliyin ber-tawasul kepada Nabi Muhammad SAW, dengan bacaan sholawat maupun hadiah Fatihah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tawasul adalah memohon atau berdoa kepada Allah SWT dengan perantara nama seseorang yang dianggap suci dan dekat kepada Tuhan.

Seringkali, sebelum berdoa, seseorang akan bertawasul terlebih dahulu. Hal ini adalah bentuk kerendahan hati di hadapan Allah SWT. Dengan wasilah atau perantara orang mulia tersebut, diharapkan doa kita akan diijabah.

Biasanya, tawasul dilakukan sebelum tahlil atau wirid. Tawasul kepada Nabi dan keluarga serta sahabat dan para tabi'in dilakukan di awal, atau sebagai pembuka rangkaian wirid.

Berikut ini adalah bacaan pengantar tawasul kepada Nabi dan para sahabat serta para tabi'in.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Pengantar Tawasul Hadiah Fatihah

Ilustrasi muslim memanjatkan doa. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Pengantar Al-Fatihah.

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

"Ila hadrotin nabiyyi shollalloohu 'alaihi wasallam, waalihi washohbihi syaia lillahi lahum ul faatihah'.

Artinya, “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

 

3 dari 3 halaman

Surat Al-Fatihah

Santri Ponpes Aulia Cendikia mengaji dan berdoa bersama untuk meminta Sumsel terbebas dari Karhutla (Liputan6.com / Nefri Inge)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”

Tim Rembulan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya