Bakal Hubungkan 5 Moda Transportasi, Pembangunan JPM Dukuh Atas Dikebut Jelang Peresmian

Nantinya, JPM Dukuh Atas tersebut akan menghubungkan antara Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dan Stasiun KCI Sudirman.

oleh Ika Defianti diperbarui 23 Jul 2023, 01:00 WIB
Pejalan kaki melintasi terowongan khusus pedestrian di Jalan Kendal, Jakarta, Selasa (26/3). Terowongan tersebut difungsikan khusus untuk pedestrian serta menunjang konsep transit oriented development (TOD) Dukuh Atas serta moda transportasi MRT tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas ditargetkan selesai pada 31 Juli 2023. Nantinya, JPM Dukuh Atas tersebut akan menghubungkan antara Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas dan Stasiun KCI Sudirman

Direktur Utama PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ) Yulham Ferdiansyah Roestam menyatakan jika saat ini progres jembatan yang akan menghubungkan lima moda transportasi tersebut telah mencapai 88 persen.

"Ditargetkan di 31 Juli proses konstruksinya akan selesai dan menyelesaikan tahap sertifikat laik operasi sehingga bisa mengejar peresmian di tanggal 18 Agustus oleh Presiden Jokowi," kata Yulham di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023).

Nantinya JPM yang diberi nama Serambi Temu Dukuh Atas tersebut akan diresmikan bersama dengan LRT Jabodebek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah.

Kata Yulham, pembangunan JPM sepanjang 265 meter itu telah dimulai pada tahun 2021. Jembatan tersebut bertujuan untuk memberikan konektivitas terintegrasi lima transportasi publik. Yaitu Stasiun LRT Dukuh Atas, Stasiun Sudirman, Stasiun BNI City, Transjakarta, dan Stasiun MRT Dukuh Atas.

Yulham juga menyebut jika JPM Serambi Temu Dukuh Atas merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit di Dukuh Atas.

"Karena kawasan TOD Dukuh Atas kami bangun dengan konsep dan tema kolaborasi gerak," ucap dia.

2 dari 2 halaman

JPM Serambi Temu Dukuh Atas Miliki Tiga Zona dan Ramah Disabilitas

Pejalan kaki melintasi terowongan khusus pedestrian di Jalan Kendal, Jakarta, Selasa (26/3). Terowongan tersebut difungsikan khusus untuk pedestrian serta menunjang konsep transit oriented development (TOD) Dukuh Atas serta moda transportasi MRT tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

JPM Dukuh Atas kata Yulham memiliki luas sekitar 4.500 meter persegi. Nantinya jembatan tersebut memiliki tiga zona atau lantai. Bahkan masing-masing lantai memiliki fungsi yang berbeda dan ramah bagi penyandang disabilitas hingga pesepeda.

"Zona pertama merupakan area mix used yang menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek serta dilengkapi dengan area retail dan exibhition. Kemudian zona 2 merupakan area penyeberangan di sepanjang sungai Kanal Banjir Barat (KBB) menuju zona ketiga. Kemudian zona 3 merupakan kawasan campuran," papar dia.

Selain itu, Yulham menyebut dalam pengembangan kawasan terintergrasi tersebut nantinya Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan peremajaan untuk Waduk Setiabudi.

"Kembali ke prinsip dasar TOD, kualitas hidup manusia lebih baik. Semakin anda manjakan orang di mobilitas mereka, semakin mereka mau menggunakan fasilitas transportasi publik," jelas Yulham.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya