Pemkab Gunungkidul Belum Tetapkan Status KLB di Tengah Merebaknya Kasus Antraks

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, status KLB tergantung cara pandang. Kalau dari sisi medis, kalau ada yang meninggal seharusnya sudah KLB, sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Jul 2023, 16:02 WIB
PENYAKIT ANTRAKS MENYEBAR DI GUNUNGKIDUL AKIBAT MAKAN DAGING SAPI MATI

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Bupati Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Heri Susanto mengungkapkan, sampai saat ini Pemkab Gunungkidul belum ada rencana menaikan atau menetapkan status KLB antraks.

Padahal, kasus antraks di wilayah tersebut telah menelan tiga korban jiwa dan 93 orang lainnya dilaporkan mengidap penyakit tersebut.

"Untuk saat ini kasus antraks masih dapat ditangani, sehingga belum ada rencana penetapan status KLB. Selain itu Padukuhan Jati jauh dari permukiman padat penduduk dan jaraknya jauh dengan padukuhan yang lain," kata Heri dilansir dari Antara, Kamis (6/7/2023).

Ia mengatakan, Padukuhan Jati di Kelurahan atau Desa Candirejo yang menjadi lokasi ditemukannya antraks, lokasinya sangat jauh dan berbatasan dengan hutan.

Berdasarkan laporan dan informasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, tidak ada hewan ternak yang keluar masuk padukuhan ini. Ketika nanti sudah bersih dari antraks baru diperbolehkan.

DPKH Gunungkidul juga sudah melakukan penyemprotan formalin dan pemeriksaan sampel tanah, hingga pembersihan lingkungan dan pendampingan masyarakat.

"Kejadian antraks baru di lokal area level dusun," kata Heri.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, status KLB tergantung cara pandang. Kalau dari sisi medis, kalau ada yang meninggal seharusnya sudah KLB, sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan.

"Intinya kami bawahan kepanjangan tangan pemkab, kami hanya menyampaikan hal ini," kata Dewi.

2 dari 2 halaman

Kasus Antraks di Gunungkidul, 3 Orang Meninggal Dunia

Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks (Wikipedia)

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat kasus antraks di Gunungkidul, DI Yogyakarta bertambah menjadi tiga orang meninggal dunia. Sebelumnya, dilaporkan dua suspek kasus antraksi di Kecamatan Semanu, Gunungkidul meninggal usai makan daging dari ternak sapi yang mati.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, tiga orang yang meninggal karena antraks sama-sama berdomisili di Kecamatan Semanu. Sementara kasus lain terdapat di Karangmojo, namun tidak ada kasus yang meninggal di sana.

Laporan tiga kasus meninggal ini tidak disebutkan lebih rinci oleh Nadia, apakah ketiganya positif antraks atau tidak. Sebab, pada dua kasus sebelumnya masih tercatat sebagai suspek.

"Jadi kasus antraks yang baru muncul ini ada di Gunungkidul yang tersebar di dua kecamatan. Kecamatan Semanu dan kecamatan Karangmojo ya," ungkap Nadia di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 4 Juli 2023.

"Yang meninggal itu tiga orang di Kecamatan Semanu, yang Karangmojo tidak ada yang meninggal. Tapi ada yang dalam pemeriksaannya itu positif antraks di dalam tubuhnya."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya