Belasan Orang Meninggal di AS saat Heat Dome Picu Suhu Panas Ekstrem

Sebelas kematian akibat suhu panas ekstrem terjadi di Webb County, Texas, Amerika Serikat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Jun 2023, 12:04 WIB
Ilustrasi suhu panas ekstrem. (Dok. Pixabay/RosZie)

Liputan6.com, Washington - Belasan orang dilaporkan meninggal terkait dengan suhu panas ekstrem di Texas dan Louisiana, Amerika Serikat (AS). Sebelas kematian terjadi di Webb County, Texas, yang berbatasan dengan Meksiko.

Sementara itu, ratusan warga Texas lainnya terpaksa dilarikan ke ruang gawat darurat. Kondisi tersebut memecahkan rekor sebelumnya.

Cuaca ekstrem di AS saat ini, yang mencapai 43 derajat Celcius pada Senin (26/6/2023), disebut adalah imbas dari kubah panas atau heat dome.

Dilansir BMKG, heat dome terjadi saat atmosfer memerangkap udara panas dan menyebabkan terjadi tekanan terhadap udara tersebut, sehingga menimbulkan panas yang lebih tinggi di atas permukaan Bumi.

Di Webb County, kematian akibat suhu panas ekstrem berkisar pada usia 60 hingga 80 tahun.

"Ini adalah suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya di sini karena kubah bertekanan tinggi ini," ungkap otoritas kesehatan Webb County, Corinne Stern, seperti dilansir BBC, Jumat (30/6).

Korban tewas juga termasuk seorang pria dan anaknya (14), yang meninggal saat mendaki di Taman Nasional Big Bend di Texas.

Di Louisiana, kematian akibat cuaca panas ekstrem tercatat di Paroki Caddo pada seorang wanita usia 62 tahun dan pria berusia 49 tahun.

Heat dome sendiri disebut relatif jarang terjadi, hanya setiap beberapa tahun di AS bagian selatan. Ahli meteorologi memperkirakan gelombang panas akan terus menyebar dalam beberapa hari mendatang, terutama di AS bagian selatan dan Lembah Mississippi.

Texas, Louisiana, Arkansas, Alabama, Kansas, dan Missouri serta negara bagian lainnya masih terus berada di bawah peringatan panas. Suhu yang lebih panas dari rata-rata juga diperkirakan terjadi selama sisa minggu ini di New Mexico, Georgia, dan Florida.

2 dari 2 halaman

Gelombang Panas Jadi Lebih Sering dan Intens

Jennifer Pagan (kiri) menyemprotkan air ke teman-temannya dari hidran kebakaran yang terbuka di bagian The Bronx, New York, Jumat (22/7/2022). Suhu tinggi yang berbahaya mengancam sebagian besar Timur Laut dan Selatan Jauh saat jutaan orang Amerika mencari kenyamanan dari AC , hidran kebakaran, air mancur dan pusat pendinginan. (AP Photo/Seth Wenig)

Cuaca panas ekstrem telah memicu peringatan dari pejabat kesehatan federal dan Layanan Cuaca Nasional bahwa orang-orang di daerah yang terdampak harus membatasi aktivitas di luar ruangan dan tetap berada di daerah ber-AC sebanyak mungkin.

Menurut statistik CDC, rata-rata 702 kematian terkait panas terjadi di AS setiap tahunnya, dengan hampir 68.000 orang dilarikan ke ruang gawat darurat.

Para ilmuwan menggarisbawahi bahwa gelombang panas menjadi lebih sering, intens, dan bertahan lebih lama karena perubahan iklim yang disebabkan manusia.

Dunia telah memanas sekitar 1,1 derajat Celcius sejak era industri dimulai dan para ilmuwan memproyeksikan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pengurangan emisi yang tajam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya