PDIP DKI Minta Perhelatan Formula E Tak Usah Dilanjutkan Jika Rugi

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta, penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E tak usah diadakan lagi pada 2024 jika tahun ini rugi.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2023, 09:55 WIB
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono (kanan) memberikan keterangan pers di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (24/1). PDI-P juga menyoroti pembentukan tim gubernur untuk percepatan pembangunan (TGUPP). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta, penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E tak usah diadakan lagi pada 2024 jika tahun ini rugi.

Diketahui, Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan meneken kontrak agar dapat mengadakan Formula E di Ibu Kota selama tiga tahun, dari 2022 sampai 2024.

Namun, pada Formula E Jakarta 2023 kemarin, perhelatan nampak sepi penonton. Bahkan, terdapat bagi-bagi tiket secara gratis yang diduga dilakukan oleh panitia Formula E.

"Ketika gelaran itu merugikan perusahaan kan idealnya tidak usah dilanjutkan. Dia kan BUMD, business to busines. Ketika diberikan mandat oleh rakyat untuk mengelola perusahaan daerah, cara pengelolaan kan tidak boleh serampangan," kata Gembong ketika dikonfirmasi, Selasa (6/6/2023).

Meski demikian, Gembong masih menunggu evaluasi Formula E 2022. Sebab, katanya, evaluasi masih berjalan.

"Sepanjang itu menguntungkan saya kira ya harus dilanjutkan. Ketika merugikan, merugikan kas perusahaan, ya ngapain musti dilanjutkan. Tapi sekali lagi, ini butuh evaluasi yang berjalan," ujar Gembong.

2 dari 2 halaman

Formula E Tak Sebatas Untung Rugi

Dan pembalap tim Jaguar TCS Racing Mitch Evans (45 menit 15,763 detik). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Lebih lanjut, Gembong menilai bahwa Formula E tidak hanya sebatas untung rugi secara finansial. Namun, ada misi tersendiri yang dituju dari pagelaran tersebut.

"Misi lain itu apa? Bagaimana Indonesia bisa melakukan pengenalan, pemasaran terhadap kendaraan ramah lingkungan," jelas Gembong.

"Ya nanti kan dari evaluasi akan ketahuan. Artinya kerugian itu kerugian dari sisi mana. Kan di sisi kerugian itu ada keuntungan. Mungkin dari sisi finansial rugi tapi dari sisi kampanye kendaraan ramah lingkungan untung," tambahnya.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

Infografis Serba-Serbi Persiapan Formula E Jakarta 2022. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya