Serangan Rudal Rusia Tewaskan 25 Orang, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Dorong Peningkatan Sanksi Global

Rusia mengklaim menargetkan unit tentara cadangan Ukraina dengan serangan jarak jauh menggunakan senjata presisi tinggi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Apr 2023, 01:43 WIB
Polisi nasional Ukraina mengatakan 17 orang terluka dan tiga anak diselamatkan dari reruntuhan. (National Police of Ukraine via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Gelombang terbaru serangan udara Rusia di kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk Kyiv, menewaskan sedikitnya 25 orang. Kepala administrasi militer Kota Kyiv mengatakan bahwa itu adalah serangan rudal Rusia pertama di ibu kota dalam 51 hari terakhir.

Sejauh ini, belum ada laporan tentang korban sipil di Kyiv.

Sejumlah pejabat mengatakan, 23 orang termasuk empat anak, tewas dalam serangan yang menghantam satu blok flat di pusat Kota Uman. Sementara itu, seorang wanita dan putrinya yang berusia tiga tahun tewas di Kota Dnipro.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan, serangan tersebut menunjukkan bahwa tindakan internasional lebih lanjut perlu diambil terhadap Rusia.

"Kejahatan bisa dihentikan dengan senjata dan pasukan kita melakukannya. Namun, itu juga bisa dihentikan oleh sanksi, sanksi global mesti ditingkatkan," twit Zelensky.

Kantor berita RIA melaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Jumat (28/4/2023) bahwa militernya menargetkan unit tentara cadangan Ukraina dengan serangan jarak jauh menggunakan senjata presisi tinggi.

2 dari 2 halaman

Ukraina Klaim Tembak Jatuh 21 Rudal dan 2 Drone Rusia

Rusia menembakkan lebih dari 20 rudal jelajah dan dua drone ke Ukraina Jumat pagi, menewaskan sedikitnya 12 orang. (National Police of Ukraine via AP)

Dalam sebuah pernyataan via Telegram, para pejabat Ukraina mengklaim bahwa 21 dari 23 rudal dan dua drone berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Ukraina.

Serangan terbaru terjadi ketika pasukan Ukraina mengatakan bahwa mereka siap melancarkan serangan militer dengan peralatan baru, termasuk tank, yang dipasok sejumlah negara Barat.

"Segera setelah ada kehendak Tuhan, cuaca dan keputusan komandan, kami akan melakukannya," kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam jumpa pers online pada Jumat seperti dilansir BBC.

Rusia telah berupaya membuat kemajuan di medan perang melalui serangan musim dingin, termasuk pertempuran 10 bulan untuk menguasai Kota Bakhmut yang dinilai strategis.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya