Sukses

Rusia Akan Evakuasi 9.000 Anak dari Perbatasan yang Jadi Sasaran Ukraina

Pengumuman ini disampaikan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Kremlin ingin menciptakan zona penyangga untuk membantu melindungi wilayah perbatasan dari serangan jarak jauh Ukraina dan serangan lintas batas setelah lebih dari dua tahun perang Ukraina berlangsung.

Liputan6.com, Moskow - Rusia berencana mengevakuasi sekitar 9.000 anak dari wilayah perbatasan karena wilayah tersebut terus menerus diserang oleh Ukraina. Demikian diungkapkan seorang pejabat pada Selasa (19/3/2024), yang mencerminkan meningkatnya fokus Kyiv dalam menyerang sasaran di belakang garis depan yang hampir tidak berubah dalam beberapa bulan terakhir.

"Anak-anak tersebut akan dipindahkan dari wilayah Belgorod lebih jauh ke timur, jauh dari perbatasan Ukraina," kata gubernur wilayah tersebut, Vyacheslev Gladkov, seperti dilansir AP, Rabu (20/3).

Pengumuman ini disampaikan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Kremlin ingin menciptakan zona penyangga untuk membantu melindungi wilayah perbatasan dari serangan jarak jauh Ukraina dan serangan lintas batas setelah lebih dari dua tahun perang Ukraina berlangsung.

Ukraina semakin sering menggunakan senjata jarak jauhnya untuk menyerang kilang dan depot minyak jauh di dalam Rusia dan berupaya meresahkan wilayah perbatasan Rusia, sehingga memberikan tekanan politik pada Putin.

Selain itu, penentang Putin dan Kremlin yang berbasis di Ukraina telah melancarkan serangan lintas batas. Putin membahas serangan lintas batas tersebut dalam pertemuan pada Selasa dengan pejabat tinggi Dinas Keamanan Federal, FSB.

Rencana evakuasi anak-anak tersebut merupakan salah satu evakuasi terbesar yang diumumkan secara publik di wilayah Belgorod sejak perang Ukraina dimulai pada Februari 2022. Sekitar 1.000 orang, termasuk anak-anak dan keluarga mereka, dievakuasi ke wilayah Rusia lainnya pada Juni 2023.

Selama setahun terakhir terdapat laporan sporadis terkait evakuasi lainnya.

Tidak jelas apakah orang dewasa akan menemani anak-anak tersebut berdasarkan perintah evakuasi terbaru. Jika demikian, jumlah pengungsi bisa jauh lebih banyak.

"Sekitar 600 orang berada di penampungan sementara pada Senin (18/3) setelah dievakuasi dari rumah mereka," kata Gladkov.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konsekuensi Langsung

Tiga orang terluka pada Selasa (19/3) dalam serangan udara dari Ukraina di wilayah Belgorod, kata Gladkov, termasuk seorang anak berusia 14 tahun yang sebagian anggota tubuhnya diamputasi. Ibunya juga terluka parah dalam serangan itu.

Gladkov menambahkan bahwa pada Senin, empat anggota keluarga yang sama tewas dalam serangan di Desa Nikolskoe di Belgorod. Seorang nenek, ibu, pasangannya, dan putranya yang berusia 17 tahun tewas setelah sebuah rudal menghantam rumah mereka.

Belum mungkin untuk memverifikasi secara independen klaim kedua belah pihak di medan perang.

Ukraina biasanya tidak berkomentar langsung mengenai serangan di wilayah Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Selasa bahwa setiap tindakan militer di sana adalah konsekuensi langsung dari agresi ilegal dan tidak beralasan Rusia terhadap Ukraina.

 

3 dari 3 halaman

Ukraina Kembali Desak Pengiriman Bantuan Barat

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa mendesak Barat untuk segera memasok lebih banyak sistem pertahanan udara dan menggambarkan skala tantangan yang dihadapi pasukan Kyiv. Dia mengatakan sejauh ini pada bulan ini, Rusia telah menggunakan 130 rudal dari berbagai jenis, lebih dari 320 drone Shahed, dan hampir 900 bom udara berpemandu untuk menargetkan berbagai wilayah di Ukraina.

Ukraina, menurut Zelenskyy, telah meningkatkan produksi pertahanannya dan berencana untuk mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan pasca runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Namun, mereka masih sangat bergantung pada dukungan Barat, yang telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir.

Terkait hal itu, Menlu Kuleba mengatakan negara-negara Eropa memperluas produksi dan pembelian militer mereka untuk memberikan lebih banyak bantuan, sementara dukungan tambahan AS masih tertahan di Kongres.

"Ini membantu kami mengisi kesenjangan yang tercipta karena tertundanya keputusan AS," ujarnya mengenai dorongan Eropa. "Ini tidak menyelesaikan masalah sepenuhnya, namun membantu mempertahankan tekanan terhadap Rusia."

Sementara itu pada Selasa, Laksamana Alexander Moiseyev diperkenalkan sebagai penjabat kepala Angkatan Laut Rusia yang baru dalam sebuah upacara di pangkalan angkatan laut di Kronstadt, di Teluk Finlandia. Media Rusia pekan lalu melaporkan bahwa panglima angkatan laut sebelumnya, Laksamana Nikolai Yevmenov, dipecat dan digantikan oleh Moiseyev, komandan Angkatan Laut Armada Utara.

Penggantian Yevmenov menyusul serangkaian serangan drone dan rudal Ukraina yang berhasil terhadap Armada Laut Hitam Rusia yang memaksa Moskow membatasi operasi angkatan lautnya di wilayah tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini