Sukses

Respons Konferensi Perdamaian Ukraina di Swiss, Putin: Rusia Tidak Diundang

Konferensi Perdamaian Ukraina dijadwalkan berlangsung pada 15-16 Juni di Swiss.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (11/4/2024), meremehkan Konferensi Perdamaian Ukraina yang akan digelar di Swiss. Dia memperingatkan Rusia tidak akan menerima rencana apa pun yang mengabaikan kepentingannya.

Pemerintah Swiss pada hari Rabu (10/4) mengonfirmasi bahwa mereka akan menjadi tuan rumah konferensi internasional tingkat tinggi pada 15-16 Juni untuk membantu memetakan jalan menuju perdamaian di Ukraina setelah lebih dari dua tahun berperang. Swiss berharap Rusia akan bergabung dalam proses perdamaian tersebut.

Namun, Putin mengaku Rusia tidak diundang untuk bergabung dalam pembicaraan pada Juni, menggarisbawahi pengakuan Swiss bahwa proses perdamaian tidak dapat terjadi tanpa Rusia.

"Mereka tidak mengundang kami ke sana," kata Putin seperti dilansir AP, Jumat (12/4).

"Lagi pula, mereka berpikir tidak ada yang bisa kami lakukan di sana, namun pada saat yang sama mereka mengatakan bahwa tidak mungkin memutuskan apa pun tanpa kami. Ini lucu kalau bukan menyedihkan."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusia Terbuka untuk Negosiasi tapi…

Rusia sendiri telah menolak formula perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengharuskannya menarik pasukannya, membayar kompensasi kepada Ukraina, dan menghadapi pengadilan internasional atas tindakannya.

Berbicara pada pertemuan hari Kamis dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Moskow, Putin menyatakan Rusia terbuka untuk negosiasi, namun tidak akan pernah menerima skema apa pun yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan.

Putin telah berulang kali mengatakan bahwa dia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 untuk melindungi kepentingan Rusia dan mencegah Ukraina menimbulkan ancaman keamanan besar bagi Rusia dengan bergabung dengan NATO. Sementara itu, Ukraina dan sekutunya mengecam kampanye militer Rusia sebagai agresi yang tidak beralasan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pekan lalu memperingatkan bahwa perundingan prospektif untuk mengakhiri perang Ukraina hanya bisa berhasil jika mereka mempertimbangkan kepentingan Rusia. Lavrov tegas menolak rencana perundingan perdamaian sebagai tipu muslihat Barat untuk menggalang dukungan internasional yang lebih luas bagi Ukraina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.