Pasien GERD Dilarang Langsung Tidur Setelah Makan Sahur, Bagaimana Bila Ngantuk Banget?

Langsung tidur setelah makan sahur di bulan puasa bisa memancing tekanan pada lambung meningkat. Kondisi ini bisa mengakibatkan asam lambung naik.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 26 Mar 2023, 02:00 WIB
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur. (Photo by Michael Burrows from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Langsung tidur setelah makan sahur di bulan puasa bisa memancing tekanan pada lambung meningkat. Kondisi ini bisa mengakibatkan asam lambung naik. Maka dari itu tidak disarankan untuk tidur usai makan sahur terutama bagi mereka dengan riwayat Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan maag. 

"Setelah makan sebaiknya tidak langsung tidur, hal ini akan membuat tekanan dalam lambung meningkat, sehingga makanan dan cairan lambung bisa naik ke kerongkongan,” tutur dokter spesialis penyakit dalam Dedy Sudrajat dari Eka Hospital BSD.

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi ketika asam lambung naik dari perut menuju kerongkongan (refluks asam). Sementara, perilaku tidur setelah makan, bisa menyebabkan asam lambung tersebut naik ke kerongkongan, hingga akhirnya membuat kondisi tidak nyaman berpuasa selama seharian.

Jika memang tidak kuat menahan ngantuk dan terpaksa ingin tidur, maka sebaiknya dilakukan 1 sampai 2 jam setelah makan sahur.

Posisi yang disarankan saat tidur pun tidak sesuka hati. Tidak boleh posisi telentang dengan posisi bantal yang tidak tinggi.

“Posisi tidur sebaiknya dalam posisi setengah duduk, sehingga mengurangi kemungkinan refluks asam lambung,” tutur Dedy.

 

Makan Secukupnya

Dedy pun menyarankan bagi penderita GERD untuk mengonsumsi makan dan minum dalam jumlah yang wajar, tidak berlebihan. Lalu, makanlah dengan cara perlahan dan hindari makan sembari mengobrol saat berbuka puasa.

“Makan yang terlalu cepat apalagi sambil berbicara menyebabkan banyak udara masuk ke saluran cerna dan memicu sakit maag,” kata dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

 

2 dari 3 halaman

Tips Sahur dan Buka untuk Pasien GERD dan Maag Lain

Ilustrasi sahur dan makanan yang bikin nyaman buat pasien GERD dan maag. (Foto: Pixabay/Konstantis Jaunzems)

Pada saat berbuka puasa, penderita GERD dan juga maag, diharuskan makan secara perlahan. Hal ini lantaran tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam membuat perut kosong.

Saat harus makan dan minum kembali, lambung memerlukan penyesuaian terlebih dulu secara perlahan, sehingga lambung ataupun organ pencernaan lainnya tidak kaget.

“Maka dari itu saat berbuka, awali dengan konsumsi makanan ringan, setelah itu lanjutkan dengan makan besar. Setelahnya kalau masih mau makan di malam hari, cukup konsumsi camilan ringan dan sehat seperti pisang atau biskuit,” lanjut Dedy.

 

 

3 dari 3 halaman

Hindari Makanan Bersantan, Asam dan Pedas

Ilustrasi Nasi Goreng Rendang yang tidak disarankan pasien dengan GERD maupun maag. Credit: pexels.com/pixabay

Ada makanan dan minuman yang wajib dihindari pada saat berbuka puasa ataupun saat sahur.  Pasien dengan gangguan GERD dan nyeri maag, wajib menghindari konsumsi makanan yang mengandung asam, pedas, serta bersantan.

Jenis makanan tersebut bisa merangsang asam lambung keluar lebih banyak. Selain itu kurangi juga makan makanan yang banyak mengandung gas seperti kubis atau kol, sawi dan nangka.

“Serta hindari pula minuman berkafein seperti kopi, teh juga minuman bersoda,” ujarnya.

Usahakan berbuka puasa dan sahur dengan menu yang seimbang nutrisinya. Seperti perbanyak sayuran, buah-buahan, kurma, air kelapa, susu nabati, dada ayam, dan menu sehat lainnya.

Bagi yang memiliki gangguan kesehatan maag atau GERD yang akut tentunya akan mengubah waktu dalam konsumsi obat-obatan. Hal ini bisa disiasati agar tidak kambuh dengan mengkonsumsi obat pereda maag mendekati waktu imsak, sesaat setelah berbuka puasa serta sebelum tidur.  

INFOGRAFIS: Beda Durasi Waktu Puasa Negara-Negara di Dunia (Liputan6.com / Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya