Hassaba Boga Sejahtera Bidik Rp 61,20 Miliar dari IPO

PT Hassana Boga Sejahtera Tbk melepas saham ke publik setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jan 2023, 03:55 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hassana Boga Sejahtera Tbk, perusahaan bergerak di industri makanan bayi menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). dengan melepas 510 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Mengutip laman e-ipo, Selasa (3/1/2022), PT Hassana Boga Sejahtera Tbk melepas saham ke publik setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan menawarkan harga IPO di kisaran Rp 100-Rp 120 per saham. Dengan demikian, maksimal dana yang diincar dari IPO sebesar Rp 61,20 miliar.

Perseroan juga menerbitkan 510 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Waran tersebut setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Waran seri I diberikan cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang satu saham baru perseroan memperoleh satu waran seri dengan setiap satu waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan.

Waran seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 10 dengan harga pelaksanaan Rp 125.

Hal itu dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan enam bulan sejak efek diterbitkan hingga satu hari kerja sebelum ulang tahun pertama pencatatan waran seri I. Hal itu mulai berlaku 2 Agustus 2023-1 Februari 2024. Total hasil pelaksanaan waran seri I maksimal Rp 63,75 miliar.

Perseroan akan memakai dana IPO untuk belanja modal yang digunakan melunasi pembelian tanah di Gunung Sindur, Jawa Barat senilai Rp 4,21 miliar, pembangunan pabrik sebesar Rp 30 miliar, dan sisanya untuk modal kerja.

"Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I untuk biaya operasional, pembelian bahan baku, biaya distribusi, marketing dan promosi,” tulis perseroan.

 

2 dari 4 halaman

Kinerja Perseroan

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan telah menunjuk PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.Adapun pemegang saham perseroan setelah IPO dan pelaksanaan waran seri I antara lain PT Hassana Investa Utama sebesar 33,99 persen, PT Asia Investama Jaya sebesar 16,33 persen, Achmad Machlus Sadat sebesar 13,07 persen, PT Nusa Perkasa International sebesar 3,27 persen, masyarakat 16,67 persen dan waran seri I sebesar 16,67 persen.

Penjualan perseroan tumbuh 25,9 persen menjadi Rp 15,77 miliar hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,52 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 90,6 persen menjadi Rp 60,30 juta hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 647,43 juta.

Total ekuitas perseroan tercatat Rp 22,32 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 21,84 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 9,33 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 7,46 miliar.Perseroan catat aset Rp 31,65 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 29,30 miliar. Perseroan kantongi kas dan bank sebesar Rp 6,09 miliar hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 17,7 miliar.

 

 

3 dari 4 halaman

Kebijakan Dividen dan Jadwal

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk kebijakan dividen, setelah IPO, mulai 2023, manajemen Perseroan berencana untuk membayarkan dividen kas kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 50 persen dari laba bersih Perseroan tahun buku 2022.

Pembagian dividen ini dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari RUPS Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar Perseroan.

 

Jadwal IPO:

-Masa Penawaran Awal (Bookbuilding Period) : 2 – 11 Januari 2023

-Perkiraan Tanggal Efektif : 24 Januari 2023

-Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 26 – 31 Januari 2023

-Perkiraan Tanggal Penjatahan : 31 Januari 2023

-Perkiraan Tanggal Distribusi Saham, Waran Seri I dan Refund Secara Elektronik : 1 Februari 2023 -Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I Pada Bursa Efek Indonesia : 2 Februari 2023 Perkiraan Awal Perdagangan Waran Seri I : 2 Februari 2023

Akhir Perdagangan Waran Seri I :

- Pasar Reguler & Negosiasi : 29 Januari 2024

- Pasar Tunai : 31 Januari 2024

Perkiraan Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 2 Agustus 2023

Perkiraan Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 1 Februari 2024

 

 

 

4 dari 4 halaman

OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.

"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).

Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.

"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya