SKI: Sejumlah Peristiwa Kelam di Indonesia, Harus Jadi Refleksi

Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) menghimbau kepada semua pihak untuk tidak sibuk mencari kambing hitam atau saling menyalahkan antar sesama anak bangsa, terkait dari berbagai kasus yang terjadi belakangan ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2022, 14:09 WIB
Aparat keamanan melepas tembakan gas air mata untuk menghalau massa dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Relawan Anies Baswedan yang tergabung dalam Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) menghimbau kepada semua pihak untuk tidak sibuk mencari kambing hitam atau saling menyalahkan antar sesama anak bangsa, terkait dari berbagai kasus yang terjadi belakangan ini.

Adapun yang terakhir yaitu Tragedi Kanjuruhan dan terlibatnya Polisi di lingkaran narkoba.

Sekjen SKI Raharja Waluya Jati mengatakan, penyelesaian hukum atas kasus-kasus tersebut tetap perlu dilakukan sesegera mungkin sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Ada baiknya rangkaian peristiwa kelam tersebut menjadi batu pijak bagi bangsa untuk melakukan refleksi yang dalam, sedalam-dalamnya," kata dia, seperti dikutip Minggu (16/10/2022).

Menurut Jati, rangkaian peristiwa kelam yang melibatkan nama-nama besar dari lembaga-lembaga penting itu melampaui dimensi hukum, ekonomi dan politik. Bahkan, sangat mungkin, jantung persoalannya justru terletak pada dimensi kebudayaan.

"Sudah saatnya kita sebagai bangsa melihat kembali pilihan strategi kebudayaan. Sebab, seluruh tata hidup yang kita bentuk dan kita jalankan mencerminkan kebudayaan bangsa," lanjutnya.

 

2 dari 2 halaman

Peringatan

Jati mengatakan, pihaknya memaknai rangkaian peristiwa kelam tersebut sebagai peringatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, agar bangsa mawas diri.

Menurutnya, mawas diri berarti memeriksa dengan seksama segala perilaku atau tindak tanduk bangsa. Ujung dari tindakan mawas diri adalah merumuskan kembali eksistensi manusia Indonesia. "Sikap mawas diri, selalu menjaga nilai-nilai kepatutan serta keteladanan perilaku, merupakan sikap dan tindakan yang dibutuhkan bangsa ke depan," tuturnya.

SKI, ungkap Jati, berharap agar kejadian yang menimpa nama-nama besar pemimpin institusi itu tak terulang lagi di masa mendatang. Pelajaran yang dapat dipetik dari rangkaian peristiwa kelam tersebut juga diharapkan berguna untuk menata hidup bersama sebagai bangsa.

"Jika merujuk pada tradisi, setelah terjadinya momen-momen kelam tersebut, bangsa Indonesia mungkin perlu meruwat dirinya," ucap Jati

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya