Ramadhan 2022: Jurgen Klopp dan Pep Guardiola Paling Pengertian Soal Pemain Muslim

Dua klub Liga Inggris, Manchester City dan Liverpool mendapat pujian dari Muslim Chaplains in Sports (MCS). Itu merupakan sebuah organisasi yang memberi edukasi soal panduan Islam untuk para pemain muslim yang bermain di Liga Inggris.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 07 Apr 2022, 16:15 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola dan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, saling menyapa pada laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Minggu (8/11/2020). Kedua tim bermain imbang 1-1. (Martin Rickett/Pool via AP)

Liputan6.com, Jakarta Dua klub Liga Inggris, Manchester City dan Liverpool mendapat pujian dari Muslim Chaplains in Sports (MCS). Itu merupakan sebuah organisasi yang memberi edukasi soal panduan Islam untuk para pemain muslim yang bermain di Liga Inggris.

Direktur Pelaksana MCS, Ismail Bhamji menuturkan kedua klub punya cara pandang yang progresif soal para pemain muslim. Salah satunya terjadi saat bulan Ramadan.

"Man City dan Liverpool adalah yang terbaik dan saya lihat pondasinya ada di kedua klub tersebut," kata Bhamji seperti dilansir BBC.

"Pep Guardiola (manajer Man City) dan Jurgen Klopp (Liverpool) menonjol karena mereka punya pikiran yang progersif. Jadi saya melihat ada perkembangan yang dibuat klub di setiap musimnya," katanya menambahkan.

Bhamji sendiri aktif mengisi diskusi saat Ramadhan seperti saat ini. Ia mendatangi markas klub untuk berdiskusi dan berdialog soal panduan untuk para pemain muslim.

Ia menuturkan, klub kerap bernegosiasisoal izin untuk tak berpuasa Ramadhan bagi para pemain muslim. "Sebetulnya, seorang pemain tidak diperbolehkan karena ada persyaratan tertentu. Saya harus terbuka kepada mereka soal realita itu," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Tetap Beri Panduan

Riyad Mahrez merupakan salah seorang pemain muslim di Manchester City (AFP/Oli Scarff)

Lebih lanjut, Bhamji menuturkan, MCS bisa memberi saran kepada para atlet agar tetap bugar saat berpuasa. Mereka juga menjadi rujukan atlet soal izin puasa atau tidak saat tampil bersama tim masing-masing.

"Para pemain muslim datang dari latar belakang yang berbeda. Kami harus meemukan solusi yang pas untuk mereka menjalankan kepercayaannya," kata Bhamji.

Infografis Sejumlah daerah memiliki tradisi 'bersih-bersih diri' dengan cara mandi menyambut Ramadan (dok. Liputan6.com/Tri Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya