Plastik Saset Mendominasi Sampah di Anak Sungai Brantas

Arum menjelaskan pada lima tahun terakhir sudah mulai banyak ditemukan sampah di sungai-sungai Wonosalam yang dibuang oleh masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2022, 10:30 WIB
Plastik kemasan mendominasi sampah di Anak Sungai Brantas. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Lembaga swadaya masyarakat lingkungan dan lembaga penelitian lingkungan hidup independen, Ecoton, berkolabirasi dengan 30 anggota polisi air dari SMPN 1 Wonosalam, Jombang, melakukan brand audit atau membuat daftar sampah plastik dari merk atau brand di sungai Gogor, yang merupakan anak Sungai Brantas di Wonosalam pada 23 Januari 2022.

Hasilnya, ditemukan banyak lembaran saset diikuti sampah plastik kresek yang dibuang ke sungai ini.

"Kami menemukan 200 lembar saset yang dibuang ke sungai,” ujar Arum Wismaningsih dari Ecoton yang juga menjadi Pembina Polisi Air Wonosalam, Kamis (10/3/2022).

Dia menjelaskan brand audit merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui jenis-jenis sampah packaging atau bungkus makanan dan personal care, yang paling banyak dikonsumsi atau digunakan oleh masyarakat sekitar sungai.

Arum menjelaskan pada lima tahun terakhir sudah mulai banyak ditemukan sampah di sungai-sungai Wonosalam yang dibuang oleh masyarakat, terutama di bawah jembatan yang menjadi salah satu lokasi yang paling banyak ditemukan timbunan sampah.

“Sampah sachet merupakan kategori sampah residu yang susah terurai di alam, sehingga seharusnya disediakan tempat pengolahan sampah supaya masyarakat tidak membuang sampahnya di sungai,” kata Arum.

 

2 dari 2 halaman

68 Sungai

Peneliti senior Ecoton Amirudin Mutaqien, mengatakan brand audit yang dilakukan bersama anggota polisi air SMPN I Wonosaman ini merupakan bagian dari Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) yang digagas oleh Ecoton terhadap 68 sungai di Indonesia.

"Ekspedisi ini akan mendeteksi kesehatan sungai dan mendokumentasikan kondisi 68 sungai di Indonesia, dimulai dari Wonosalam kawasan hulu Brantas, Sumatera, kalimantan, Sulawesi, maluku, Papua, Nusatenggara dan Bali,” tuturnya.

"Kolaborasi dengan anggota polisi air SMPN 1 Wonosaman ini adalah contoh kegiatan yang akan dilakukan di 68 sungai di Indonesia. Kami mengajak komunitas untuk melakukan pemantauan fisik dan kondisi sungai, yang selanjutnya akan didorong membentuk komunitas dan advokasi mendorong pemerintah memperhatikan sungai," ucapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya