4 Penjelasan PVMBG soal Peringatan Dini sebelum Gunung Semeru Meletus

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengaku sudah mengeluarkan peringatan dini sebelum Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Jun 2022, 18:41 WIB
Gunung Semeru meletus. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar Video/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengaku sudah mengeluarkan peringatan dini sebelum Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021.

Peringatan dini tersebut, menurut PVMBG telah dikeluarkan bersamaan dengan 69 gunung api aktif lainnya.

"Peringatan dini untuk bahaya erupsi gunung api sudah dilakukan bukan hanya di Semeru, tetapi juga di 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG melalui pemasangan peralatan pemantauan, serta pengamatan visual selama 24 jam," tulis PVMBG dalam akunnya @PVMBG yang dikutip Minggu 5 Desember 2021.

Hal serupa juga ditegaskan langsung Kepala PVMBG Andiani. Dia menjelaskan, adanya peningkatan aktivitas Gunung Semeru sejak 1 Desember 2021. Yaitu berupa guguran ataupun awan panas.

"Dan ini sudah kami sampaikan kepada stakeholder di daerah melalui WA group," kata Andiani dalam konferensi pers.

Berikut sederet penjelasan PVMBG soal peringatan dini sebelum Gunung Semeru meletus dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 6 halaman

1. Dikeluarkan Berbarengan 69 Gunung Aktif Lainnya

Seorang pria memeriksa truk yang tertimbun abu vulkanik pascaerupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, 5 Desember 2021. Tiga jenazah ditemukan di dalam truk pasir yang terjebak erupsi Gunung Semeru. (AP Photo/Trisnadi)

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan telah mengeluarkan peringatan dini sebelum Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021. Peringatan itu dikeluarkan bersamaan dengan 69 gunung api aktif lainnya.

"Peringatan Dini untuk bahaya erupsi gunung api sudah dilakukan bukan hanya di Semeru, tetapi juga di 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG melalui pemasangan peralatan pemantauan, serta pengamatan visual selama 24 jam," tulis PVMBG dalam akunnya, @PVMBG yang dikutip Minggu 5 Desember 2021.

PVMBG melanjutkan, pada 2 Desember, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru sudah mengeluarkan peringatan agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan, Bessuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk sarat, untuk mengantisipasi kejadian guguran/awan panas guguran.

"Aktivitas Gunung Semeru selalu diinfokan melalui WAG yang terdiri dari unsur masyarakat, Pemda, BPBD, relawan, dan instansi terkait lainnya, termasuk kejadian guguran lava pada 1 Desember," tulis PVMBG.

 

3 dari 6 halaman

2. Sudah Disampaikan Sejak 1 Desember 2021 dan Melalui WA Group

Warga membawa barang miliknya di daerah yang tertutup abu vulkanik setelah letusan gunung Semeru di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Sementara 41 orang mengalami luka-luka akibat bencana tersebut. (AP Photo/Trisnadi)

Kepala PVMBG Andiani menyatakan early warning system atau sistem peringatan dini di kawasan Gunung Semeru sudah berjalan.

Berdasarkan kronologi, Andiani menyatakan adanya peningkatan aktivitas Gunung Semeru sejak 1 Desember 2021. Yaitu berupa guguran ataupun awan panas.

"Dan ini sudah kami sampaikan kepada stakeholder di daerah melalui WA group," kata Andiani dalam konferensi pers.

 

4 dari 6 halaman

3. Sudah Kirim Surat

Warga menyelamatkan barang-barang mereka di daerah yang tertutup abu vulkanik setelah letusan gunung Semeru di desa Sumber Wuluh di Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). BNPB menyatakan, korban meninggal akibat Gunung Semeru meletus mencapai 13 orang. (AFP /Juni Kriswanto)

Selain itu, lanjut Andiani, pihaknya juga telah bersurat kepada Bupati Lumajang, Thoriqul Haq dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pada 2 Desember 2021.

Surat tersebut yaitu terkait kondisi terkini terkait peningkatan aktivitas Gunung Semeru.

"Pada tanggal 2 Desember juga sudah mengeluarkan surat kepada Gubernur dan Bapak Bupati Lumajang mengenai kondisi kekinian dan imbauan yang kami sampaikan pada surat tersebut," papar Andiani.

 

5 dari 6 halaman

4. Jelaskan soal Awan Panas

Seorang pria mengevakuasi kerbaunya melewati rumah-rumah yang tertutup abu vulkanik pascaerupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, 5 Desember 2021. Erupsi Gunung Semeru berdampak pada perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan serta pariwisata. (AP Photo/Trisnadi)

Andiani juga menjelaskan awan panas dan guguran pada 1 Desember 2021 memiliki jarak luncur 1.700 meter dari puncak, atau 700 meter dari ujung aliran lava, dengan arah luncuran ke tenggara.

Setelah kejadian awan panas guguran terjadi, guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati. Kemudian pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir.

Selanjutnya pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara atau ke Besuk Kobokan.

Andiani juga menyatakan pemantauan aktivitas Gunung Semeru selalu dilakukan selama 24 jam dan selalu dilaporkan setiap enam jam sekali.

 

*** Judul berita ini telah mengalami perubahan karena kekeliruan redaksi. Kami memohon maaf atas kekeliruan tersebut.

6 dari 6 halaman

Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru

Infografis Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya