Kisah Para Capung, Pria Kuli Angkut dari Sungai Lisai

Puluhan laki-laki warga Desa Sungai Lisai, Kecamatan Pinang, Kabupaten Lebong, Bengkulu memilih profesi sebagai kuli angkut. Mereka tinggal di Desa Sungai Lisai kawasan terpencil di Taman Nasional Kerinci Seblat.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Nov 2012, 04:23 WIB
Liputan6.com, Lebong: Puluhan laki-laki warga Desa Sungai Lisai, Kecamatan Pinang, Kabupaten Lebong, Bengkulu memilih profesi sebagai kuli angkut. Mereka terbiasa dengan berjalan kaki sampai 10 km sambil memikul beban, naik turun bukit dan bahkan sambil menyeberangi sungai. Upahnya pun hanya Rp 1.500 per kilogramnya.

Surmansyah mengaku biasanya mereka mengangkut hasil panen pertanian seperti kopi, kulit manis, rotan, atau bahkan beras. Hasil pertanian itu ditukar dengan beragam kebutuhan pokok. Tempat tinggal para kuli yang biasa disebut capung itu sangat terpencil.

Letak Desa Sungai Lisai ada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Desa Sungai Lisai hanya dihuni sekitar 300 jiwa.

Indonesia memang sudah merdeka 60 tahun lebih tapi tingkat kesejahteraan penduduknya masih jauh dari merata dan memadai. Warga masyarakat seperti warga Desa Sungai Lisai hanya bisa berharap pembangunan sarana dan prasarana bisa segera sampai di wilayahnya.
(Vin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya