18 Jenazah Korban Longsor Tambang Emas di RD Kongo Ditemukan

Petugas darurat telah menemukan 18 jenazah korban runtuhnya tambang emas di RD Kongo.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Sep 2020, 09:34 WIB
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Khinshasa- Petugas darurat telah menemukan beberapa jenazah pertama penambang yang tewas dalam insiden runtuhnya tambang emas di wilayah timur Republik Demokratik Kongo

Kabar mengenai ditemukan beberapa jenazah tersebut disampaikan oleh sejumlah saksi mata. 

Dikutip dari AFP, Senin (14/9/2020), seorang penduduk yang berada di tempat kejadian, yaitu Jean Nondo, mengatakan bahwa sebanyak 18 jenazah telah ditemukan di kota lokasi pertambangan, di Kamituga, Kongo.

Gubernur Provinsi Kivu Selatan, mengatakan bahwa terdapat 50 pekerja tambang yang tewas akibat insiden tersebut. 

"Saat ingin keluar, mereka tidak dapat menemukan jalan keluar karena air yang mengalir deras," terang Nondo.

Wali Kota Kamituga, Alexandre Bundya menyatakan bahwa ia tidak mengetahui pasti berapa banyak pekerja tambang yang bekerja saat banjir melanda kawasan itu, tetapi terdapat 19 keluarga yang sedang mencari orang-orang tersayang mereka yang hilang.

Saat hari kedua pencarian, ratusan orang tampak berkumpul di lokasi kejadian saat petugas darurat tengah membawa jenazah pertama keluar menuju tenda terdekat, menurut rekaman video yang diamati oleh AFP. 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kecelakaan di Area Pertambangan RD Kongo Sering Terjadi

Ilustrasi pekerja tambang (AFP)

Raoul Kitungano, yang terlibat dalam kelompok kampanye Kongo Justice Pour Tous (Justice for All), mengatakan kepada AFP bahwa tambang tersebut berada di konsesi yang dimiliki oleh pertambangan Kamituga, dan merupakan anak perusahaan tambang emas Banro Kanada, Banro. 

Pada September 2019, Banro mengumumkan bahwa mereka menghentikan operasinya di kawasan pertambangan tersebut.

Kendati demikian, tambang diserahkan kepada para penambang artisanal, yang mencari penghasilan dengan menjual mineral yang mereka gali sendiri ke pedagang lokal, yang kemudian menjualnya ke perusahaan asing besar.

Kecelakaan di area pertambang Kongo diketahui sering terjadi dan seringkali mematikan.

Dalam insiden yang terjadi pada Juni 2019, setidaknya 39 orang tewas ketika tambang tembaga di Kolwezi, di wilayah tenggara Katanga, runtuh sebagian.

Kecelakaan juga kerap tidak terlaporkan, dengan banyaknya tambang yang berada di daerah terpencil. Namun, Kongo memiliki cadangan emas, kobalt, tembaga, dan coltan yang sangat besar.

Negara tersebut merupakan produsen kobalt terbesar di dunia, dan sangat penting untuk pembuatan baterai yang digunakan dalam telepon seluler dan kendaraan listrik.

Tetapi, wilayah timur RD Kongo diketahui tidak stabil dengan rangkaian serangan yang dihadapi dari sejumlah besar milisi dan kelompok pemberontak yang beroperasi secara bebas di wilayah tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya