Perusahaan Tiongkok Kembangkan Baterai Tanpa Nikel dan Kobalt

Perusahaan baterai terbesar di dunia, China’s Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) berencana untuk membuat baterai kendaraan listrik tanpa bahan baku nikel dan kobalt

oleh Arief Aszhari diperbarui 20 Agu 2020, 11:02 WIB
Perusahaan Asal Cina Bakal Buat Baterai Tanpa Nikel dan Kobalt (Paultan)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan baterai terbesar di dunia, China’s Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) berencana untuk membuat baterai kendaraan listrik tanpa bahan baku nikel dan kobalt.

Melansir Reuters, rencana pengembangan ini diungkapkan oleh seorang eksekutif pabrikan yang bermarkas di Shengzhen, Ningde.

Selama ini, CATL memproduksi baterai nikel-kobalt-alumunium (NCA). Selain itu, perusahaan baterai kendaraan listrik asal Negeri Tirai Bambu ini juga menjadi salah satu pemasok baterai lithium iron phosphate (LFP) ke Tesla.

"Jenis baterai baru yang dikembangkan akan berbeda dari NCA, NCM, dan LFP yang sudah ada saat ini. Baterai ini, tidak akan memiliki logam mahal, seperti nikel dan kobalt," ujar Eksekutif CATL, Meng Xiangfeng.

Tapi, informasi mengenai baterai baru ini memang belum diumumkan secara resmi, terkait biaya produksi pembuatannya ataupun nama baterai dan bahan yang akan digunakan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Pengembangan selain baterai

Selain baterai bebas nikel dan kobalt ini, CATL juga mengembangkan teknologi terpisah untuk mengintegrasikan sel baterai langsung ke kerangka kendaraan listrik untuk memperluas jangkauan berkendara.

Mercedes-Benz EQS, limusin andalan listrik baru yang akan dikirimkan ke pelanggan pada 2021, akan dikirimkan dengan modul sel CATL.

EQS memiliki tujuan pengembangan lebih dari 700 km dalam jangkauan listrik (WLTP) dan kecepatan pengisian dua kali lipat dibandingkan dengan model saat ini.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya