Reza Rahadian Curhat Minimnya Perlindungan Bagi Pekerja Film

Reza Rahadian menyebut banyak hak dari para pekerja film yang sampai saat ini belum terpenuhi.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 07 Jul 2020, 20:30 WIB
Film 'Abracadabra', Reza Rahadian saat ditemui di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020). (Adrian Putra/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta - Aktor kenamaan Reza Rahadian mengungkapkan sejumlah keluhan terkait industri perfilman dalam negeri. Menurut dia, banyak hak dari para pekerja film yang sampai saat ini belum terpenuhi.

Salah satunya seputar minimnya jaminan dan perlindungan kecelakaan bagi para pekerja di lokasi syuting. Menindaki situasi itu, para kru film terpaksa sering berembug untuk memberikan sumbangan perawatan bagi pekerja yang jatuh sakit.

"Ada situasi yang menurut saya lucu berkaitan dengan kondisi lapangan di lokasi syuting. Satu hal yang selalu meresahkan bagi saya, jika ada kru yang sakit, itu biasanya seluruh kru film akan bawa kardus buat sumbangan. Kalau ada sakit atau kenapa-kenapa itu pada urunan, enggak ada jaminan konkret perlindungan," keluhnya di Kementerian Ketenagakerjaan, Selasa (7/7/2020).

Padahal menurutnya, di lokasi syuting sangat banyak kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja atau kelelahan akibat bekerja, mengingat jam kerja pekerja film bisa mencapai 16-18 jam dalam satu hari.

"Ada kru yang kemudian tersetrum di lokasi, itu bukan satu dua kali terjadi, dan enggak ada perlindungannya. Nanti adanya urunan antara pemain dan kru. Apakah kemudian perusahaan sepenuhnya akan tanggung itu? Belum tentu," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Keselamatan Para Pekerja Film

Teater Bunga Penutup Abad (Bambang E. Ros/Fimela.com)

Berdasarkan pengalamannya berkecimpung di dunia perfilman, ia bercerita, biaya yang dikenakan production house (PH) untuk menjamin keselamatan para pekerja film sangatlah minim. Hanya sedikit yang memberikan jaminan asuransi bagi para pemain dan kru film saat menggarap suatu proyek.

"Pemain di kontrak dan dia sakit di lokasi syuting atau terjadi sesuatu, kalau sekarang saya bisa gebrak meja produser bilang yah lu tanggung nih biaya gue sakit'. Tapi dulu itu angkanya Rp 50 ribu. Jadi kalau dia sakit yah produser akan bayar segitu, dengan ekspetasi bahwa kamu kan harus punya asuransi (sendiri) dong," tuturnya.

Minimnya tanggung jawab perusahaan kepada pelaku film seperti itu disebutnya sangat umum terjadi pada para pemain yang baru memulai karirnya di industri perfilman.

"Apalagi pemain-pemain yang sekarang baru memulai kariernya sebagai seorang aktor, perlindungan itu rasanya hampir nihil," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya