FIGC Ngotot Liga Italia Tidak Boleh Berhenti karena Pandemi Corona Covid-19

Liga Italia musim 2019/20 sampai saat ini belum juga digelar kembali karena pandemi virus corona covid-19.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 30 Apr 2020, 11:45 WIB
Logo Liga Italia Serie A (Ist)

Liputan6.com, Roma - Presiden Federasi sepak bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina menegaskan tidak akan membatalkan Liga musim 2019/2020. Ia bertekad melanjutkannya meski pandemi virus Corona Covid-19 belum mereda.

"Selama saya Presiden FIGC, saya tidak akan pernah menandatangani apapun untuk menghentikan musim ini. Sebab, itu artinya kematian bagi sepak bola Italia," kata Gravina seperti dilansir Football Italia.

Liga Italia musim 2019/20 sampai saat ini belum juga digelar kembali karena pandemi virus Corona Covid-19. Pemerintah Italia masih memberlakukan lockdown kendati sudah mulai longgar.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte akhir pekan lalu menyatakan, para atlet yang berkompetisi di cabang individu bisa berlatih kembali mulai 4 Mei. Sementara, mereka yang berkecimpung di cabang kelompok seperti sepak bola, baru akan mulai pada 18 Mei.

Terlepas dari hal itu, ada kekhawatiran Liga Italia bakal berhenti. Pasalnya, dua liga di Eropa yakni Belanda dan Prancis sudah lebih dulu distop lantaran virus Corona.

Namun Gravina memastikan Liga Italia tidak akan mengikuti jejak dua negara itu. Menurutnya, kompetisi harus tetap dilanjutkan kembali.

"Saya melindungi kepentingan semua orang. Saya ulangi, saya menolak mendatanangani keputusan penghentian, kecuali jika ada kondisi yang berhubungan dengan kesehatan semua orang," kata Gravina.

2 dari 3 halaman

Risiko Ekonomi

Penumpang menjaga jarak fisik saat naik kereta bawah tanah di Milan, Italia, Senin (27/4/2020). Kasus infeksi virus corona COVID-19 terbesar ketiga tercatat di Italia yang mencapai 199.414 kasus dengan 66.624 orang sembuh. (Claudio Furlan/LaPresse via AP)

Gravina menambahkan, ada risiko ekonomi yang signifikan jika kompetisi berhenti. Bahkan, jika kompetisi berlanjut tanpa penonton, klub-klub pun masih akan merugi ratusan juta euro.

"Dengan penghentian total, kita akan rugi sekitar 700-800 juta euro. Jika bermain tanpa penonton, kerugiannya 300 juta euro. Dan jika dengan penonton, ruginya sampai 100-150 juta euro," katanya.

3 dari 3 halaman

Akses ke Kompetisi Eropa

Lebih lanjut, Gravina juga mengatakan penghentian kompetisi akan berdampak bagi akses klub-klub Italia ke kompetisi Eropa. Ia mengatakan, sebagai federasi, FIGC punya tanggungjawab soal itu.

"Kami punya tanggungjawab kontrak dengan rekan internasional dan institusi seperti UEFA dan FIFA," katanya mengakhiri.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya