Cegah Pengemis Selama Puasa Ramadan, UEA Bentuk Tim Khusus dan Sanksi

Siapa pun yang tertangkap mengemis akan ditangani polisi dan dihukum, demikian peringatan terkini dari polisi Abu Dhabi pada masa puasa Ramadan.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2020, 21:20 WIB
Pemandangan Masjidil Haram dengan Menara Abraj Al-Bait, Makkah, Arab Saudi, Senin (12/8/2019). Abraj Al-Bait merupakan menara jam tertinggi di dunia dengan dihiasi dua juta lampu LED dan dipasangi jutaan kaca mozaik serta menelan biaya Rp 10,6 triliun. (FETHI BELAID/AFP)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Kegiatan memberi sedekah meningkat di Uni Emirat Arab (UEA) sepanjang Bulan Ramadan. Hal itu yang memicu tren lonjakan pengemis pada masa tersebut.

Kendati demikian, baru-baru ini seperti dilansir oleh Khaleejtimes, Senin (27/4/2020), kegiatan pemberian sedekah kepada pengemis bisa membuahkan sanksi. Upaya tersebut dilakukan agar para pengemis tak membludak.

Mereka yang melihat orang memberi uang kepada para pengemis diminta melapor ke polisi. 

"Orang-orang didesak untuk melaporkan aktivitas ilegal apa pun kepada polisi dengan menekan nomor 999," kata polisi Abu Dhabi. 

Petugas mengatakan pengemis biasanya meningkat selama Ramadan karena mereka ingin mengeksploitasi kemurahan hati masyarakat.

"Mengemis adalah momok masyarakat yang mengurangi citra beradab dari masyarakat mana pun. Mereka memiliki potensi untuk penipuan dan keluar untuk menipu orang, dan menguangkan kemurahan hati mereka,' kata polisi setempat.

"Orang-orang mengambil keuntungan dari simpati orang selama bulan suci dengan mengarang cerita seperti kurangnya makanan, kebutuhan dasar dan biaya sekolah, karena kehilangan pekerjaan dan alasan lain karena situasi COVID-19 saat ini, untuk mendapatkan uang dari mereka," tambah mereka.

Siapa pun yang tertangkap mengemis akan ditangani dan dihukum, demikian peringatan dari polisi Abu Dhabi.

"Pemerintah telah menempatkan saluran resmi untuk amal, dan mereka yang terkena dampak COVID-19 harus mendaftar dengan lembaga-lembaga ini untuk memastikan sumbangan mencapai mereka."

Upaya telah diintensifkan oleh Polisi Abu Dhabi untuk mempromosikan kesadaran masyarakat tentang efek negatif dari mengemis selama bulan Ramadan, melalui situs jejaring sosial dan outlet media lainnya.

"Sebuah rencana keamanan terpadu telah diluncurkan di kantor polisi di Abu Dhabi untuk memastikan keselamatan dan keamanan publik dan mencegah perilaku buruk. Tim khusus telah dibentuk untuk melakukan inspeksi sebagai bagian dari tindakan keras polisi pada mengemis selama Ramadan," kata polisi.

2 dari 2 halaman

Ramadan 2020 di Arab Saudi juga Terganggu Akibat COVID-19

Matahari terbenam di belakang Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (8/11/2019). Masjid ini adalah masjid terbesar ketiga di dunia setelah masjid di Mekkah dan Madinnah. (AFP Photo/Kamran Jebreili)

Di Makkah, Arab Saudi, pintu Kakbah yang biasanya penuh dengan umat-umat Muslim untuk berdoa dari seluruh dunia, ditutup. Selain Kakbah, Masjid Nabawi juga ditutup sementara akibat pandemi Virus Corona baru.

Mufti Agung Saudi, Sheikh Abdul Aziz bin Abdulla Al-Sheikh juga telah mengatakan kepada orang-orang untuk melakukan salat di rumah saja selama pandemi Virus Corona baru, termasuk doa malam tarawih yang biasanya dilakukan orang-orang berkumpul di masjid.

Ali Mulla, sang muazin di Masjidil Haram di Makkah, pria yang bertanggung jawab melantunkan adzan, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa hatinya sangat sedih memikirkan hal itu.

"Kita biasa melihat masjid suci yang penuh sesak dengan orang-orang di siang hari, malam hari, sepanjang waktu ... Saya merasa sedih di dalam hati," katanya.

Reporter: Yohana Belinda

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya