Minggu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Tercatat Tidak Sehat

Bagi masyarakat yang akan melakukan pekerjaan di luar ruangan disarankan menggunakan masker atau penutup wajah.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2019, 07:07 WIB
Penampakan polusi udara di langit Jakarta Utara, Senin (29/7/2019). Buruknya kualitas udara Ibu Kota disebabkan jumlah kendaraan, industri, debu jalanan, rumah tangga, pembakaran sampah, pembangunan konstruksi bangunan, dan Pelabuhan Tanjung Priok. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi berstatus tidak sehat bagi kelompok sensitif. Seperti dikutip dari Antara, pada situs AirVisual.com, Jakarta menempati posisi keempat sebagai kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia.

AirVisual mencatat, US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara di angka 147 atau setara parameter PM2.5 dengan konsentrasi polutan 54.3 µg/m³.

Posisi pertama untuk kualitas udara terburuk di dunia diisi oleh kota Hangzhou, China dengan indeks kualitas udara 160 dengan status udara tidak sehat setara dengan parameter PM 2.5 73.5 µg/m³.

Krasnoyarsk, Rusia dan Chengdu, China secara berturut-turut menempati posisi kedua dan ketiga untuk kualitas udara terburuk di dunia dengan status tidak sehat dengan AQI 159 dan 149.

Terakhir untuk kualitas udara terburuk di dunia pada posisi kelima diisi oleh Shanghai di China dengan nilai indeks kualitas udara 134 atau setara PM2.5 dengan konsentrasi polutan 49 µg/m³.

AirVisual.com menyarankan bagi masyarakat yang akan melakukan pekerjaan di luar ruangan untuk menggunakan masker atau penutup wajah agar tidak terpapar secara langsung oleh kualitas udara buruk di ibu kota.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor dan tidak membuka ventilasi udara secara langsung.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya