Sukses

Aduh, Indonesia Masuk 10 Besar Negara dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia pada 2023

Selain itu, Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali memimpin di Asia Tenggara. Namun, ini bukan hal yang baik lantaran penilaiannya didasarkan tingkat polusi udara sepanjang 2023. 

Berdasarkan laporan IQAir, mengutip CNN, Rabu (20/3/2024), Indonesia berada di urutan ke-9 negara dengan polusi udara terburuk di dunia dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 37,1 persen. PM2,5 adalah konsentrasi partikel udara terkecil tetapi juga paling berbahaya.

Dengan begitu, Indonesia menjadi negara dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara sepanjang 2023. Tingkat polusi udara itu meningkat 20 persen dibandingkan 2022.

Tercatat bahwa Indonesia bersama Vietnam dan Thailand melewati batas aman konsentrasi PM2,5 yang disyaratkan WHO lebih dari 10 kali, menurut laporan tersebut. Di antara 10 negara ASEAN, hanya Filipina yang disebut memiliki tingkat polusi udara yang menurung dibandingkan tahun sebelumnya.

Bukti polusi udara di Indonesia, terutama Jakarta, beredar luas di media sosial berulang kali. Contohnya pada Selasa, 5 Desember 2023, sekitar pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, lewat jepretan fotografer Indra Ardiputra yang diunggah di akun Instagram @pakindro.

Dalam foto yang diambil Indra dari wilayah Kemang, Jakarta Selatan itu langit Jakarta tampak dipenuhi asap polusi udara yang cukup tebal pada pagi hari. Gedung-gedung pencakar langit yang berjajar di wilayah Blok M, Sudirman, Gatot Subroto dan Kuningan pun hanya terlihat pucuknya saja sedangkan sebagiannya terhalang asap polusi.

Situasi buruk juga dihadapi dihadapi oleh Thailand yang bahkan menginstruksikan ASN-nya bekerja dari rumah karena tingkat polusi yang masuk kategori tidak sehat di wilayah Bangkok dan sekitarnya. Sementara pada Jumat, pusat pariwisata Chiang Mai menjadi kota paling tercemar di dunia karena kabut asap beracun yang dibawa oleh pembakaran pertanian musiman menyelimuti kota di bagian utara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4 Negara Asia Masuk Urutan Pertama Negara Paling Terpolusi Udara

Berdasarkan laporan tersebut, empat negara Asia menempati urutan pertama dengan negara dengan polusi udara terburuk di dunia pada 2023. Mayoritas berada di Asia Selatan, yakni Bangladesh, Pakistan, India, dan satu di Asia Tengah, Tajikistan.

Dalam laporan tersebut, semua kecuali satu dari 100 kota dengan polusi udara terburuk di dunia pada tahun lalu berada di Asia. Sebanyak 83 di antaranya bahkan berada di India. Semuanya melebihi pedoman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia sebanyak lebih dari 10 kali lipat, menurut laporan IQAir.

Begusarai, sebuah kota berpenduduk setengah juta orang di negara bagian Bihar di India utara, merupakan kota paling tercemar di dunia tahun lalu dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 tahunan sebesar 118,9 — 23 kali lipat dari pedoman WHO. Diikuti dalam peringkat IQAir oleh Kota Guwahati, Assam di India; Delhi; dan Mullanpur, Punjab, dengan 96 persen populasi di India hidup dengan polusi udara tujuh kali lipat lebih tinggi dari pedoman WHO.

Laporan yang sama juga menempatkan menempatkan pusat populasi utama di Lahore pada peringkat ke-5, New Delhi pada peringkat ke-6, dan Dhaka pada peringkat ke-24. CEO IQAir Global, Frank Hammes menyebutkan bahwa perbaikan tingkat polusi udara yang signifikan tidak mungkin terjadi tanpa 'perubahan besar dalam infrastruktur energi dan praktik pertanian'.

 

3 dari 4 halaman

Polusi Udara Berdampak pada Kualitas Hidup

Berdasarkan laporan, hanya sembilan persen dari lebih dari 7.800 kota yang dianalisis secara global mencatat kualitas udara yang memenuhi standar WHO, yang menyatakan bahwa rata-rata tingkat PM2.5 tahunan tidak boleh melebihi 5 mikrogram per meter kubik. Hammes mengingatkan bahwa polusi udara berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia.

"Biasanya, di beberapa negara yang paling tercemar, hal ini akan mengurangi umur manusia antara tiga hingga enam tahun. Dan sebelumnya hal tersebut akan menyebabkan penderitaan bertahun-tahun yang sebenarnya dapat dicegah jika kualitas udara lebih baik."

Saat dihirup, PM2.5 berpindah jauh ke dalam jaringan paru-paru dan dapat memasuki aliran darah. Penyakit ini berasal dari sumber-sumber seperti pembakaran bahan bakar fosil, badai debu dan kebakaran hutan, dan telah dikaitkan dengan asma, penyakit jantung dan paru-paru, kanker, dan penyakit pernafasan lainnya, serta gangguan kognitif pada anak-anak. 

"Hal yang juga mengkhawatirkan di banyak belahan dunia adalah hal-hal yang menyebabkan polusi udara luar ruangan terkadang juga menyebabkan polusi udara dalam ruangan," tambahnya. "Jadi memasak dengan bahan bakar kotor akan menghasilkan paparan di dalam ruangan yang jauh lebih besar daripada yang Anda lihat di luar ruangan."

4 dari 4 halaman

Negara dengan Kondisi Udara Tersehat

IQAir menemukan bahwa 92,5 persen dari 7.812 lokasi di 134 negara, wilayah, dan teritori yang dianalisis kualitas udara rata-rata tahun lalu melebihi pedoman PM2.5 WHO. Hanya 10 negara dan wilayah yang memiliki kualitas udara 'sehat, yaitu Finlandia, Estonia, Puerto Riko, Australia, Selandia Baru, Bermuda, Grenada, Islandia, Mauritius, dan Polinesia Prancis.

Jutaan orang meninggal setiap tahunnya karena masalah kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara. Polusi udara dari bahan bakar fosil membunuh 5,1 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di BMJ pada November 2023. Sementara itu, WHO mengatakan 6,7 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gabungan dampak polusi udara lingkungan dan rumah tangga.

Di sisi lain, mengutip kanal Health Liputan6.com, kualitas udara yang buruk bisa memengaruhi cita-cita mencapai Indonesia Emas 2045. Pasalnya, menurut dokter spesialis anak Frida Soesanti, paparan polusi tidak hanya memengaruhi generasi masa kini. Menurut dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, pengaruh polusi cenderung luas termasuk pada ibu hamil, janin, dan generasi berikutnya.

"Itu akan muter terus circle-nya kalau kita nggak pernah setop. Nah, yang paling penting adalah apa sih yang mau kita berikan pada generasi yang akan datang. Kita mau ngasih lingkungan yang bagus atau kita mau kasih lingkungan yang amburadul?" kata Frida dalam Forum Menuju Indonesia Emas 2045: Dampak Kualitas Udara terhadap Manusia Indonesia di Jakarta, Jumat, 24 November 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.