Anak Autis Punya Logika Berpikir yang Tinggi

Anak autis punya kelebihan berupa logika berpikir yang tinggi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Agu 2019, 09:00 WIB
Charity Art Exhibition Heart for Autism anak autis yang diadakan oleh London School Center for Autism Awareness yang berkolaborasi bersama Daya Pelita Kasih Foundation di Sunrise Art of Gallery Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019). (Dok Yayasan Daya Pelita Kasih Foundation)

Liputan6.com, Jakarta Anak autis rupanya punya logika berpikir yang tinggi. Mereka punya kelebihan tertentu dalam suatu bidang. Kemampuannya dapat diasah dan dilatih layaknya anak normal pada umumnya.

Pengajar Yayasan Daya Pelita Kasih Foundation Heri Bernadi menegaskan, anak autis punya kemampuan lebih detail (teliti) dalam mengerjakan sesuatu.

"Perlu diketahui juga, penyandang autis memiliki logika yang tinggi. Mereka lebih detail, konstan khususnya waktu sangat disiplin," terang Heri kepada Health Liputan6.com melalui keterangan rilis, ditulis Sabtu (3/8/2019).

Autis bukanlah disebut 'penyakit' atau 'penderita' melainkan 'penyandang.' Ungkapan bahwa autis disebut sebagai 'penyakit' atau 'penderita' adalah salah besar.

“Banyak yang berpendapat bahwa anak autis itu berbahaya, padahal mereka tidak memiliki kekuatan emosional yang tinggi," lanjut Heri.

Autis disebabkan adanya gangguan pada saraf otak. Anak autis masih bisa membaca, mendengar meskipun kedua matanya tidak pernah fokus ketika berbicara pada lawan bicaranya.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tingkat Kesabaran Tinggi

Charity Art Exhibition Heart for Autism anak autis yang diadakan oleh London School Center for Autism Awareness yang berkolaborasi bersama Daya Pelita Kasih Foundation di Sunrise Art of Gallery Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019). (Dok Yayasan Daya Pelita Kasih Foundation)

Orangtua yang dianugerahi anak autis juga perlu kesabaran tingkat tinggi. Peran orangtua sangat penting selama tumbuh kembang anak autis.

“Anak autis itu bisa dimarahi, bisa ditegur jika mereka melakukan kesalahan. Maka, arahkan mereka dengan pengertian dan arahan yang jelas dan detail. Gunakan pengungkapan kalimat dengan baik dan benar," Heri menambahkan.

Anak autis, lanjut Heri, tidak mudah emosi. Hanya lingkungan yang membuat mereka mungkin terlihat bertindak kasar.

"Oleh karena itu, pentingnya peran orangtua dalam mendidik anak autis sehingga mereka bisa beradaptasi dengan baik di lingkungannya. Orangtua pun tidak harus merasa malu (punya anak autis),” tukasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya