Pengamat Sarankan LRT Tak Perlu Beroperasi hingga Bandara

Bila LRT jadi beroperasi hingga bandara akan berdampak pada persaingan baru dengan moda transportasi lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2019, 20:00 WIB
Moda transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) melintas saat berlangsungnya uji coba di Jakarta.(merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna menilai opsi pemerintah membuka peluang operasional Light Rail Transit (LRT) hingga ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta) tak perlu. Sebab, saat ini sudah ada KA Bandara yang melayani akses menuju Soetta.

"Kalau KA bandara mau dikontestasikan dengan LRT, kan kasian. Kecuali di dalam satu unit badan usaha. Sementara ini kita masih punya persoalan dengan KA Bandara yang berkaitan dengan pemanfaatan jaringan relnya," katanya di Jakarta, Minggu (23/6/2019).

Yayat mengatakan ada baiknya mengoptimalkan transportasi yang sudah ada ketimbang membuka opsi baru. Sebab, akses ke bandara selain sudah ada KA bandara, kemudian transportasi bus seperti Damri. 

Bila LRT jadi beroperasi hingga bandara akan berdampak pada persaingan baru dengan moda transportasi lainnya.

"Tapi kalau menurut saya kalau di wilayah itu ada beda operator bersaing, nanti kan saling membunuh. Padahal itu BUMN. Tapi ada bagusnya optimalkan saja yang udah ada. Kan kasian mereka udah investasi harus untung," jelas dia.

Dia menyarankan jika LRT masih tetap didorong sebaiknya membuka pola layanan yang sedikit berbeda. Misalnya, layanan LRT tidak dari Tanggerang langsung namun bisa menyisir di kawasan BSD, Tanggerang.

"Jadi pilihannya banyak. Jadi bagaimana simpul utamanya bandara itu menyebar ke titik lain. Jadi dia menyebar ke wilayah lainnya," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan setelah hadirnya kereta bandara, bukan tidak mungkin akan ada akses LRT menuju bandara.

"Iya sekarang sudah ada kereta bandara. Bisa saja nanti ditambah LRT sampai sini atau kereta cepatnya diteruskan sampai ke Soetta. Kita ini berburu dengan sebuah kecepatan pertumbuhan," kata Presiden Jokowi

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

2 dari 3 halaman

Anies Baswedan Belum Putuskan Jadwal Operasi LRT Jakarta

Petugas berjaga di peron saat melayani warga yang ingin mengikuti uji coba moda transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) di Jakarta, Selasa (11/6/2019). Warga dapat menjajal LRT dengan gratis mulai Selasa 11 Juni 2019. (merdeka.com/Imam Buhori)

Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga hari ini belum menentukan tanggal operasi komersial LRT Jakarta.

Anies mengatakan, ada sejumlah hal yang harus ditata sebelum mengumumkan tanggal operasi LRT Jakarta.

"Lebih banyak terhadap penataan governance, sampai tuntas baru kita buka," kata Anies seperti dilansir dari Antara, Sabtu (22/6/2019).

Anies menambahkan, pihaknya saat ini masih mengerjakan sejumlah surat internal pemerintahan terkait pengoperasian LRT secara komersil.

PT LRT Jakarta sebelumnya mengaku siap mengoperasikan. Sebelum LRT beroperasi, perlu menunggu persetujuan dari Pemprov DKI Jakarta.

LRT Jakarta membentang sepanjang 5,8 kilometer yang menghubungkan lima stasiun dari Kelapa Gading hingga Velodrome Rawamangun.

Terkait integrasi sistem transportasi di Jakarta, LRT sudah mempersiapkan jembatan penyeberangan orang (JPO) atau skybridge di Jalan Pemuda, Rawamangun.

Pembangunan jembatan yang menghubungkan Stasiun LRT Velodrome dan Halte TransJakarta Pemuda tersebut ditargetkan akan rampung akhir bulan ini.

3 dari 3 halaman

Menghadap Jokowi, Khofifah Minta MRT dan LRT Dibangun di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar dibangun moda transportasi seperti kereta api lokal, Lintas Raya Terpadu (LRT), hingga Moda Raya Terpadu (MRT) di kawasan Gerbangkertosusila. Permintaan itu disampaikan Khofifah saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Khofifah mengatakan, pembangunan moda transportasi massal tersebut bertujuan untuk menghubungkan sejumlah wilayah di Jawa Timur.

"Ini kami butuh koneksivitas terutama dari public transportation. Kalau di Jakarta sudah ada tiga ring, sekarang mau bangun empat ring ada MRT. Kebetulan di Gerbangkertosusila termasuk Surabaya belum ada ring-nya," ujar Khofifah usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Adapun daerah-daerah tersebut antara lain, kawasan perkotaan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Khofifah ingin daerah-daerah tersebut akan menjadi kota Megapolitan sehingga butuh moda transportasi LRT dan MRT.

"Jadi kami bisa bayangkan daerah-daerah sampai radius 100 km dari Surabaya itu dalam waktu dekat sudah jadi Megapolitan," sambungnya.

Mantan Menteri Sosial itu menjelaskan, rencana pembangunan transportasi massal tersebut masuk dalam rancangan peraturan presiden (Raperpres) tentang Gerbangkertosusila. Khofifah mengaku sudah berdiskusi dengan Jokowi terkait hal tersebut.

"Kami berharap ini akan mendapat percepatan pada proses pentahapannya, Termasuk di dalamnya opsi kemungkinan LRT, MRT," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya