Iran Sambut Peningkatan Hubungan Baik dengan Qatar di Tengah Konflik Teluk

Iran dan Qatar disebut tengah meningkatkan hubungan baik di tengah memanasnya situasi di kawasan Teluk.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Jun 2019, 18:00 WIB
Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perdamaian Suriah di Ankara, Turki, Rabu (4/4). (AFP PHOTO/ADEM ALTAN)

Liputan6.com, Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani telah menekankan kesediaan negaranya untuk memperkuat hubungan dengan Qatar, dan menyebut ketegangan regional terhadap negaranya "merugikan".

Dalam sebuah panggilan telepon pada Rabu 5 Juni, antara Rouhani dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, kedua pemimpin bertukar salam Idul Fitri.

"Sudut pandang Teheran dan Doha sangat dekat dalam banyak masalah regional. Selain itu, hubungan yang sering terjadi antara kedua negara juga sangat produktif," tulis situs web kepresidenan Iran mengutip pernyataan Sheikh Tamin.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (6/6/2019), Sheikh Tamin juga menekankan bahwa Qatar ingin mengembangkan hubungan dengan Iran di semua bidang. Menurutnya, negosiasi adalah satu-satunya cara untuk meredakan ketegangan di wilayah Teluk saat ini.

Bulan lalu, serangan terhadap aset minyak, termasuk pada dua kapal tanker milik Arab Saudi di lepas pantai Uni Emirat Arab, mendorong Riyadh untuk menyerukan tiga KTT darurat di Mekah.

Sementara tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, Raja Salman mengecam Iran atas apa yang disebutnya "agresi terbuka" pada "stabilitas dan keamanan internasional" kawasan terkait.

Iran membalas, mengatakan tuduhan itu tidak berdasar, dan bahwa Arab Saudi telah bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel dalam upaya "sia-sia" untuk memobilisasi pendapat regional yang menentangnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Qatar Kritik Keputusan KTT Teluk

Sejumlah negara yang dipimpin oleh Arab Saudi mengambil langkah terkoordinasi, memutuskan hubungan dengan Qatar (AP Photo/Kamran Jebreili, File)

Pernyataan akhir KTT, yang dihadiri Qatar, mengecam Iran karena meningkatnya ketegangan di kawasan Teluk.

Namun Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulraman Al Thani mengkritik pernyataan itu, yang dibuat tanpa masukan dari negaranya, dan menyebutnya tidak mencerminkan kebijakan luar negeri Doha.

"Pernyataan itu mengecam Iran tetapi tidak merujuk pada kebijakan moderat untuk berbicara dengan Teheran," kata Abdulrahman.

Presiden Rouhani menyambut sikap Qatar, mengatakan mereka didasarkan "pada kebijakan bertetangga yang baik dan bertujuan mengurangi ketegangan".

"Tanpa ragu, setiap KTT yang tidak membawa negara-negara regional lebih dekat bersama tidak akan efektif, kontraproduktif dan bahkan berbahaya," katanya.

3 dari 3 halaman

Iran Ingin Perkuat Keaman Regional

Bendera Iran (Atta Kenare / AFP PHOTO)

Rouhani menyatakan bahwa Iran ingin memperkuat keamanan regional, "dan tidak memiliki niat untuk memiliki konflik dengan negara lain, atau bahkan kekuatan utama dunia".

Tetapi, Iran menyatakan siap memberikan "respons tegas" jika mereka mulai melakukan langkah-langkah yang tidak bijaksana.

"Masalah regional tidak memiliki solusi militer dan kami percaya bahwa ancaman, tekanan, pengepungan, dan sanksi ekonomi adalah langkah yang salah dalam hubungan antar pemerintah," kata Rouhani.

"Sikap Iran terhadap pendudukan Kuwait oleh Saddam Husein, Arab Saudi dan invasi UEA terhadap Yaman, dan pengepungan Qatar membuktikan bahwa Iran menentang perang, tekanan dan sanksi di wilayah ini," tambahnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya