Blibli.com Hadirkan 6 Pilar demi Manjakan Pelanggan

Blibli.com makin berkomitmen untuk memanjakan pelanggan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Mei 2019, 19:33 WIB
Ilustrasi belanja. Sumber foto: unsplash.com/rawpixel.

Liputan6.com, Jakarta - Blibli.com berkomitmen untuk tampil berbeda dengan e-commerce lain. Fokus Blibli.com adalah menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama dalam perjalanan bisnis mereka agar pelanggan semakin loyal, serta merasa aman dan nyaman.

"Customer itu bagi kita priority. Di bawah customer first itu ada enam pilar yang kita tonjolkan. Itu komitmen ke costumer, supaya mereka melihat bahwa Blibli itu suatu e-commerce yang memang lain dari yang lain," tegas Andy Adrian, Deputy Chief Marketing Officer di Blibli ketika berkunjung ke redaksi Liputan6.com, Selasa (28/5/2019) di Jakarta.

Andy menjabarkan enam pilar Blibli.com di antaranya adalah ongkos kirim gratis, 100 persen original, customer service selama 24 jam, pembayaran yang aman, pengembalian barang hingga 15 hari, dan pengiriman cepat.

Pengiriman cepat disorot oleh Andy mengingat produk Blibli.com sudah semakin beraneka ragam, salah satunya ada produk-produk segar sehingga membutuhkan pengiriman cepat.

Selain itu, Blibli.com juga memiliki 14 warehouse di seluruh Indonesia. Rencananya, tahun ini warehouse Blibli akan bertambah 20 lagi. Ini dilakukan agar pengiriman cepat bisa dinikmati pelanggan secara luas.

Senior Vice President of Operations and Product Management di Blibli, Lisa Widodo, menjelaskan bahwa kebijakan pengembalian hingga 15 hari turut membantu pelanggan untuk memastikan keasilan barang. Mereka pun bisa langsung mengembalikan jika merasa produk tidak asli.

Langkah selanjutnya, tim Blibli.comdapat memeriksa keaslian barang. Jika barang memang palsu, maka merchant akan dihukum.

"Blibli punya kesempatan untuk memegang barang, jadi ada proses quality checking. Itu memverfisikasi barang original atau bukan, begitu kita menemukan ini bukan original, maka merchant itu kita langsung blok, kita deaktivasi," ucap Lisa.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Belanja Online Melonjak Sepanjang Ramadan

Buat yang suka belanja di online shop, hati-hati dengan modus penipuan baru yang meminta cashback. (Ilustrasi: Pexels.com)

Selama bulan suci Ramadan, gaya dan pola hidup sekitar seperempat penduduk dunia berubah seiring keluarga-keluarga berkumpul Bersama untuk menjalani ibadah Ramadan.

Pola ini termasuk kebiasaan berbelanja, baik berbelanja langsung di toko maupun online untuk membeli bahan makanan, pakaian, hadiah, atau tiket bepergian.

Bulan Ramadan merupakan periode perdagangan penting setiap tahunnya bagi sebagian besar pebisnis ritel di Indonesia, namun juga menantang karena tingginya tingkat aktivitas berbelanja. 

Riset yang dilakukan Criteo mengungkapkan, kinerja penjualan online yang kuat di Indonesia cenderung mengalami lonjakan menjelang dan selama Ramadan tahun lalu, tepatnya pada 15 Mei-14 Juni 2018.

Bahkan, penjualannya meningkat sebesar 105% selama berada di puncak penjualan pada 5 Juni 2018. Biasanya, penjualan cenderung meningkat 10 hari menjelang Ramadan dan bertahan hingga dua minggu sebelum Idul Fitri, yang menandai berakhirnya bulan Ramadan.

Ben Marvin Tan, Country Manager−Indonesia at Zebra Technologies menilai, lonjakan ritel ini semakin menekankan perlunya pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi guna memenuhi pertumbuhan ekspektasi pembeli, baik di toko maupun online, sementara mitra rantai pasokan dan pegawai lini depan juga harus mengelola peningkatan permintaan ini.

3 dari 3 halaman

Teknologi Bisa Membantu

Ilustrasi belanja Online (iStockphoto)​

Studi Zebra’s Global Shoppers menunjukkan bahwa dua pertiga (66%) dari pegawai toko yang disurvei meyakini bahwa jika mereka diperlengkapi dengan tablet, mereka dapat memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dan meningkatkan pengalaman berbelanja.

Dengan keadaan kurangnya pegawai yang menjadi kendala umum dan banyaknya karyawan yang dibebani terlalu banyak tugas, karyawan toko merasa frustrasi dengan ketidakmampuan mereka dalam membantu para pelanggan.

Sebagian besar pengambil keputusan di industri ritel yang disurvei (83%) dan pegawai toko (74%) sepakat bahwa pembeli dapat merasakan pengalaman yang lebih baik jika mereka dilayani oleh pegawai toko yang diperlengkapi dengan teknologi.

Para pembeli pun setuju, lebih dari setengah pembeli (51%) meyakini bahwa mereka lebih terhubung dengan smartphone mereka daripada dengan pegawai toko.

Sementara itu, para pebisnis ritel lebih banyak berinvestasi di ranah teknologi edge guna mengatasi kesenjangan ini sehingga meningkatkan pengeluaran untuk komputer mobile genggam dan tablet tahan banting dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya