Cakupan Imunisasi MR di Indonesia Capai 85 Persen

Secara keseluruhan cakupan imunisasi MR sudah di atas 80 persen tapi di beberapa daerah seperti Aceh dan Sumatera Barat di bawah 50 persen.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Jan 2019, 18:00 WIB
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi di sebuah puskesmas, Banda Aceh, Rabu (19/9). Pelaksanaan vaksinasi MR di Aceh sempat ditunda karena adanya enzim babi di dalam vaksin. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kampanye imunisasi campak (measles) dan rubella (MR) yang dilakukan sejak 2017 hingga 2018 sudah dihentikan. Hasilnya, cakupan imunisasi MR di Indonesia secara keseluruhan mencapai 87,33 persen.

Mengutip laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Selasa (8/1/2019), data tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia  Anung Sugihantono.

"Kalau (cakupan imunisasi) keseluruhan Jawa dan luar Jawa, maka sesungguhnya capaian imunisasi di atas 80 persen atau 87,33 persen," kata Anung di Ruang Pers Naranta Kemenkes, Jakarta pada Senin (7/1).

Hingga saat ini, data imunisasi MR ini masih bersifat dinamis. Sehingga, Kemenkes masih menerima laporan imunisasi dari daerah.

Anung menambahkan, angka rata-rata di semua kabupaten/kota di Pulau Jawa cakupan vaksin MR sudah mencapai di atas 100 persen. Ini menjadikan kasus campak dan rubella di Jawa terbilang rendah.

Walaupun begitu, cakupan imunisasi di luar Jawa secara keseluruhan baru mencapai 72,79 persen. Aceh, Sumatera Barat dan Riau bahkan masih kurang dari 50 persen.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Pelayanan masih dilanjutkan

Petugas menunjukan Vaksin Campak dan Rubella (MR) sebelum melakukan imuniasasi kepada anak di sebuah puskesmas, Banda Aceh, Rabu (19/9). Pemerintah Aceh memperbolehkan penggunaan vaksin MR dengan alasan dalam kondisi darurat. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sekalipun kampanyenya dihentikan, pelayanan imunisasi campak dan rubella akan terus berlanjut. Keputusan ini berdasarkan rekomendasi sejumlah organisasi kedokteran seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI).

"Layanan imunisasi untuk campak dan rubella tetap dilanjutkan sebagai bagian dari pelayanan,” kata Anung.

Dalam enam bulan ke depan, Anung berharap akan ada data yang bisa diolah dari berbagai hal yang terkait dengan imunisasi, pemantauan, dan risiko di lapangan saat dilakukan kampanye campak dan rubella selama dua tahun terakhir.

"Harapannya di akhir 2019 semua jenis cakupan imunisasi di atas 95 persen per kabupaten/kota di Indonesia."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya