Bela Diri di Pertandingan dan di Film Tidak Sama, Apa Bedanya?

Menurut aktor Iko Uwais, untuk melakukan adegan bela diri dalam sebuah film tidaklah sama ketika melakukannya dalam sebuah pertandingan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Jul 2018, 12:00 WIB
Tim Ganda Artistik Indonesia memulai pertunjukan di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Rabu (14/2/2018). Pesilat Indonesia meraih medali emas pada final Artistik Pencak Silat. (Bola.com/Asprilla Dwi Adha)

Liputan6.com, Jakarta Bela diri yang dilakukan dalam pertandingan olahraga dan yang digunakan dalam sebuah film ternyata berbeda. Apa yang membuatnya tidak sama?

Menurut aktor yang juga praktisi pencak silat Iko Uwais, adegan bela diri dalam sebuah film haruslah terlihat bagus ketika dilihat oleh penonton. Karena itu, ada koreografi yang harus dibuat dan terkadang terlihat berlebihan.

"Buat di pertandingan dan di kamera itu sangat berbeda. Kalau di kamera pasti ada sedikit lebay. Dalam arti ada aksi dan reaksi," ujar Iko dalam peluncuran sekolah bela diri-nya Thunder 11 Center of Martial Arts di Bekasi, Jawa Barat. Ditulis Jumat (13/7/2018).

"Kalau di pertandingan, kalau kita fighting, kalau kita kena pukul kita tahan rasa sakit dari musuh. Kalau kita kena pukul Pak! Kita enggak mungkin memperlihatkan rasa sakit depan musuh," kata aktor yang terkenal berkat film Merantau dan The Raid ini.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Butuh Pelajaran dan Penghayatan

Iko Uwais dirikan sekolah bela diri Thunder 11 di Bekasi, Jawa Barat (Dokumentasi: Thunder 11 Center of Martial Arts)

Suami dari Audy Item ini mengatakan apabila di film, ketika seseorang terkena serangan di bagian tubuh tertentu maka akan ada reaksi.

"Jadi agar di kamera kelihatan bagus seperti beneran. Walaupun kepukul beneran," tambahnya.

Karena itu, Iko mengatakan bahwa untuk menjadi seorang aktor bela diri tetap membutuhkan pelajaran.

"Kalau tidak terbiasa akan hafalan. Beda kalau orang perform hafalan sama menghayati," kata Iko.

"Jangankan main fighting seperti itu. Kita kalau main jurus tunggal saja kalau hafalan, mata akan kosong. Kalau kita menghayati, tapi tiba-tiba ada serangan maka kita akan aware duluan," tambah Iko yang juga sering menjadi koreografer laga di beberapa filmnya sendiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya