Jurus Kemenperin Dukung Pelaku Industri Kreatif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin menyatakan siap memberikan pembinaan kepada para kreator muda dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mar 2018, 21:46 WIB
Pekerja sedang membersihkan kursi dari drum bekas di industri kecil Ali Kreatif, Parung Bogor, Selasa (30/1). Industri yang beromset 20 juta rupiah setiap minggunya juga memproduksi tempat sampah, lemari hingga meja. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan siap memberikan pembinaan kepada para kreator muda dalam negeri. Ini untuk mendorong industri kreatif Indonesia.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibaningsih.

“Kami dari industri akan membina industrinya bagaimana dia bisa memproduksi barang dengan baik kemudian sama-sama kita brandingnya. Jadi kami ada program yang nantinya brand industri,” ujar Gati, seperti ditulis Sabtu (17/3/2018).

“Pak Triawan (Kepala Bekraf) mengurusi bagaimana menciptakan orang kreatif dan inovatif supaya mensuplai ke sektor industri. Kami yang membina bagaimana ide-ide kreatif ini bisa diciptakan atau diwujudkan dalam bentuk produk industri. Tak selesai sampai di situ,” tambah dia.

Ia menuturkan, saat ini industri tidak bisa bekerja secara sendirian. Perlu ada kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan dari hulu sampai hilir. Dengan hadir Maker Fest 2018 akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan industri di Indonesia.

"Karena apa yang namanya industri PDB kita itu nomor 5 di dunia sekarang share-nya PDB kita diperekonomian. Industri sharenya 20 persen terhadap PDB. Jadi ini memang benar benar memperlihatkan bahwa industri itu adalah motor perekonomian," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Kepala Bekraf: RI Jangan Hanya Ekspor Bahan Mentah

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indonesia Triawan Munaf. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, industri Indonesia dituntut untuk mengedepankan inovasi agar produk dalam negeri memiliki nilai jual tersendiri. Apalagi Indonesia sebagai negara yang terlibat dalam perdagangan di pasar global.

Salah satu hal yang ditekankan ada dalam barang dagangan itu ialah nilai tambah lebih (added-value). Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia Triawan Munaf menjelaskan, aktivitas ekspor Indonesia untuk produk mentah saat ini terbilang bagus. Akan tetapi, ia menegaskan, itu perlu dieksplor lebih jauh lagi.

"Pengusaha kita masih lemah karena belum bisa menciptakan brand tersendiri. Kita harus lebih dari itu, jangan hanya ekspor bahan mentah saja," ucap dia di sela-sela acara Indonesia International Furniture Expo (IFEX) di Jakarta, Jumat 9 Maret 2018.

Triawan melanjutkan, total pendapatan sektor ekonomi kreatif dalam negeri saat belum maksimal lantaran pengusaha Indonesia belum mengembangkan produk yang memiliki nilai tambah. Dia juga turut memberikan perbandingan terkait ekspor biji kopi Indonesia.

Menurut dia, kopi yang bijinya berasal dari Indonesia dan lalu diolah oleh pihak luar kemudian dipasarkan kembali di pasar lokal seperti Starbucks, harganya bisa jauh lebih mahal.

"Oleh karena itu, ekonomi kreatif adalah added-value, bukan komoditi," ujar Triawan.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Arlinda mengatakan, pemerintah masih punya harapan untuk industri furnitur dalam negeri agar bisa menciptakan produk dan brand tersendiri.

"Jangan sampai kita hanya mengekspor bahan baku yang sebenarnya itu bisa dinikmati negara lain. Coba buat bahan baku itu bisa dinikmati di Indonesia juga, dan proses produksinya ada di Indonesia," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya