Gizi Buruk Belum Bisa Lepas dari Balita Indonesia

Diketahui prevalensi balita Indonesia yang mengalami gizi buruk sebesar 3,8 persen

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Jan 2018, 12:00 WIB
Anak-anak di Kabupaten Asmat yang menderita campak dan gizi buruk (Liputan6.com / ist - Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, diketahui prevalensi balita Indonesia yang mengalami gizi buruk sebesar 3,8 persen. Selain itu, balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 14,0 persen. 

Sedangkan gizi baik pada balita sebanyak 80,4 persen dan obesitas 1,8 persen.

Hal ini dibeberkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihantono, dalam acara Hari Gizi Nasional 2018 di Kementerian Kesehatan, pada Kamis, 25 Januari 2018.

"Data PSG ini dilihat secara umum, ya. Kalau misalnya, Anda bandingkan dengan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), tidak tepat dikatakan angkanya turun atau naik. Karena kami menggunakan metode yang berbeda," kata Anung. 

Data PSG tahun 2017 diperoleh berdasarkan sampling terhadap 170 ribu balita di 514 kabupaten/kota.

Sebagai perbandingan, data PSG tahun 2016 yang juga dilakukan di 514 kabupaten/kota menemukan, 3,4 persen balita dengan gizi buruk dan 14,4 persen gizi kurang.

Lalu 23,4 persen balita berpotensi akan mengalami kegemukan dan dan gizi baik balita 61,1 persen.

 

2 dari 2 halaman

Cegah Kekurangan Gizi pada Balita Indonesia

Jessica, balita pengidap gizi buruk, baru ditangani secara medis setelah berminggu-minggu demam. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Untuk mencegah balita kekurangan gizi, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan.

"Pastikan pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita itu baik. Aktivitas perbaikan gizi juga diperlukan, misalnya, sanitasi, kecukupan makan, juga adanya tambahan pangan di tingkat lokal," jelas Anung.

Di sisi lain, yang menyebabkan balita kekurangan gizi, kata Anung, bukan hanya permasalahan ekonomi. Ketidaktahuan masyarakat dalam memilih dan mengolah makanan menjadi penyebabnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya