Donald Trump Sebut Negara-Negara Ini Berasal dari 'Lubang Dubur'

Para politisi dalam pertemuan bipartisan di kongres AS yang hadir terperangah dengan pernyataan Donald Trump itu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 12 Jan 2018, 10:00 WIB
Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump (AP Photo/Susan Walsh)

Liputan6.com, Washington - Bukan Donald Trump jika tak ada kata kontroversial keluar dari mulutnya. Kali ini, Presiden AS itu menyebut, Haiti dan negara-negara Afrika berasal dari 'lubang dubur' dalam pertemuan dengan anggota kongres AS.

"Kenapa kita memperbolehkan orang-orang dari negara-negara lubang dubur datang ke sini?" tanya presiden menurut Washington Post yang mengutip dua petinggi yang hadir dalam pertemuan tertutup itu.

Dikutip dari New York Post, pada Jumat (12/1/2017), para politisi dalam pertemuan bipartisan di kongres AS yang hadir terperangah dengan pernyataan Donald Trump itu.

Donald Trump menolak rencana AS untuk memulihkan perlindungan bagi imigran dari Haiti, El Salvador dan negara-negara Afrika. Sebaliknya, dia mendukung Amerika Serikat harus membawa lebih banyak orang dari negara-negara seperti Norwegia, Washington Post melaporkan.

Gedung Putih tidak menyangkal bahwa Trump membuat pernyataan tersebut, sebagai tanggapan, malah mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa, "Presiden Trump memperjuangkan solusi permanen yang membuat negara kita lebih kuat dengan menyambut mereka yang dapat berkontribusi pada masyarakat kita, menumbuhkan ekonomi kita dan asimilasi ke dalam bangsa kita yang agung."

Ini bukan pertama kalinya Donald Trump menghina Haiti. Tahun lalu, setelah mengumumkan bantuan untuk negara itu, dalam sebuah pertemuan di Oval Office, Trump menyebut orang Haiti "semuanya menderita AIDS".

Tak hanya itu, Donald Trump juga pernah mengatakan, imigran Nigeria tidak akan pernah "kembali ke gubuk mereka" jika diizinkan masuk ke AS. Namun, Gedung Putih dengan keras membantah laporan tersebut.

2 dari 2 halaman

Donald Trump: Imigran Muda Tidak Akan Dideportasi, tapi...

Departemen Keamanan Dalam Negeri pada hari Senin mengumumkan akan mengakhiri perlindungan lebih dari 200.000 orang El Salvador.

Sementara itu, pada hari Kamis, Gedung Putih menolak proposal imigrasi bipartisan, termasuk bagi orang-orang yang dilindungi dalam program Deferred Action for Childhood Arrivals atau DACA.

Donald Trump menyampaikan kepada anggota kongres bahwa ia mau menandatangani RUU untuk melindungi ratusan ribu imigran remaja agar tidak dideportasi.

Donald Trump mengatakan, reformasi imigrasi komprehensif tersebut bisa ditandatangani di kemudian hari.

Ia tetap menggarisbawahi mengenai perbaikan sistem keamanan di sepaanjang tembok perbatasan AS dan Meksiko. Baginya, tembok pembatas sepanjang 3.200 kilometer itu masih perlu dibangun dan Donald Trump tak mundur dari tuntutan sebelumnya, yakni agar pembangunan tembok tersebut didanai.

"Jika Anda tidak memiliki tembok, Anda tidak memiliki keamanan," kata Trump kepada anggota parlemen, dikutip dari Straits Times Rabu lalu.

"Kalian semua harus mencari solusi dan jika Anda telah menemukannya, saya mau menandatangani solusinya," imbuhnya.

Donald Trump mengatakan, anggota parlemen harus melindungi sekitar 800 ribu imigran muda agar tidak dideportasi, karena pada dasarnya mereka dibawa orang tuanya ke AS secara illegal saat masih kecil.

Sebagian besar imigran gelap ini berasal dari Meksiko dan negara-negara di Amerika Tengah.

Maret tahun lalu, Donald Trump mengakhiri program DACA yang diperjuangkan di era pemerintahan Barack Obama.

DACA melindungi para imigran muda agar tidak dideportasi, tetapi Kongres hanya diberi waktu hingga 5 Maret 2017 untuk mempertimbangkan masalah ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya