KAI Kerahkan 2.199 Petugas, Pastikan Jalur Mudik Aman

Para petugas berjaga selama 24 jam penuh supaya aman dilalui kereta untuk mudik lebaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Jun 2017, 09:50 WIB
Ilustrasi tiket kereta api (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menerjunkan sebanyak 2.199 petugas untuk mengamankan seluruh jalur mudik lebaran dari wilayah daerah operasi (daop) I sampai dengan IX. Secara keseluruhan, jalur-jalur kereta yang akan dilalui pemudik aman.

Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro mengungkapkan, KAI menetapkan masa angkutan lebaran 2017 selama 27 hari dari H-10 sampai dengan H2+15. Itu artinya, dalam operasi lebaran ini, seluruh petugas termasuk direksi KAI akan setiap saat memantau jalur mudik.

"Semua petugas, termasuk direksi akan berada di lintas selama operasi lebaran tahun ini. Kita semua akan terus memeriksa, karena yang utama kan keselamatan," tegas Edi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta (2/6/2017).

Edi menjelaskan, manajemen telah melakukan berbagai persiapan menyambut arus mudik lebaran. Salah satunya terjun langsung ke lapangan. Baru-baru ini, lanjutnya, direksi maupun komisaris memantau stasiun dan lintas kereta yang akan dilalui pemudik, khususnya di jalur Utara dan Selatan.

"Hal ini sudah rutin dilakukan karena tugas utama KAI kan memberikan pelayanan," katanya.

Lebih jauh ia menuturkan, ada sebanyak 248 stasiun dan jalur mudik yang harus terus menerus dipantau, terutama saat operasi lebaran. Secara keseluruhan, dipastikan Edi, stasiun dan jalur tersebut sangat siap dan aman untuk digunakan mudik.

"Secara menyeluruh, siap dan aman," ucap Edi.

Namun demikian, Edi mengaku ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seluruh pimpinan Daop. Ia meminta, setiap daop memetakan daerah-daerah rawan, baik rawan alam maupun non alam.

Yang dikategorikan rawan alam, antara lain titik-titik yang terindikasi sering longsor, banjir, tanah tidak stabil, dan lainnya. Contohnya, paling parah di jalur Selatan, seperti Bandung, Tasikmalaya, Banjar yang banyak tebing atau titik rawan lain di Cirebon, Surabaya yang rawan banjir.

Sedangkan rawan non alam, misalnya kejadian pelemparan, pengganjalan di rel, dan lainnya. Peristiwa tersebut, diakui Edi, kerap terjadi di hampir seluruh jalur dan biasanya disebabkan oleh ulah iseng orang lain.

"Setiap daop sudah punya peta titik-titik yang rawan alam dan non alam. Makanya kita juga menyiapkan penjaga selama operasi lebaran ini untuk mengawasi dan menjaga setiap pergerakan karena untuk memastikan perjalanan kereta aman, nyaman, dan tepat waktu," paparnya.

Edi menambahkan, KAI mengerahkan 2.199 personil untuk menjaga daerah rawan tersebut. Para petugas berjaga selama 24 jam penuh supaya aman dilalui kereta untuk mudik lebaran.

"Kita kerahkan 2.199 petugas untuk menjaga daerah rawan. Terdiri dari petugas penilik jalan, penjaga perlintasan, dan daerah rawan baik alam dan non alam," ia memaparkan.

Menurut Edi, petugas paling banyak tersedot untuk menjaga perlintasan, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Alasannya, sering sekali terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api yang tidak resmi.

"Yang lebih utama lagi di perlintasan. Kita mengerahkan 1.191 petugas karena banyak sekali terjadi kecelakaan. Apalagi perlintasan yang tidak resmi, ada 70 persen dari seluruh perlintasan yang ada. Jadi kita jaga," pungkas Edi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya