Ahok Sebut Program KJP Plus Anies Suatu Kemunduran

Sistem tarik tunai dalam program KJP Plus Anies Baswedan berakibat pada penyalahgunaan di luar kepentingan pendidikan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 06 Mei 2017, 17:51 WIB
Selama ini Ahok-Djarot telah melaksanakan program KJP yang ditujukan bagi siswa-siswi yang kekurangan biaya pendidikan.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, mengkritik sistem tarik tunai dalam program Gubernur terpilih Anies Baswedan yakni Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.

Ahok menilai, diperbolehkannya tarik tunai adalah kemunduran. Sebab, sejak pemerintahannya semua dibuat nontunai untuk menghindari kecurangan.

"Saya cuma menyayangkan kalau waktu kampanye kemarin Pak Anies menjanjikan kalau dia jadi gubernur seluruh KJP itu boleh ditarik tunai. Kalau ditarik tunai semua, kita enggak bisa baca, anak-anak ini beli apa? padahal kita sudah kerja sama dengan BI," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Sabtu (6/5/2017).

Ahok menyebut saat ini tak hanya Jakarta melainkan Indonesia sedang menuju ke  masyarakat nontunai. Karena itu seluruh warga perlu dilatih untuk mulai membiasakan diri tidak lagi menggunakan uang tunai sejak masa sekolah melalui KJP.

"Kalau Anda melakukan penarikan tunai, berarti Anda membuat Jakarta mundur. Orang seluruh dunia menuju ke nontunai kok. Bagaimana dibalikin ke tunai?" ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mempertanyakan makna plus dari program KJP Plus Anies-Sandi. Sebab menurutnya, plus dari program itu hanya bisa tarik tunai saja.

"KJP plus itu plusnya apa, cuma dikasih kontan aja kok. Dia boleh tarik kontan sama anak gak sekolah di kasih juga. Kalau anak sekolah gak dikasih semua nggak mau sekolah. Tapi  selama saya masih jadi gubernur, enggak ada kasih anak tidak sekolah  KJP. Enggak ada tarik tunai," tegas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya