Trump Tunjuk Sosok Kontroversial Pimpin Badan Proteksi Lingkungan

Scott Pruitt dinilai kaki tangan perusahaan minyak dan energi AS, sehingga dianggap akan tak acuh terkait perubahan iklim.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 18 Feb 2017, 15:04 WIB
Donald Trump menyampaikan pidato pertamanya usai dilantik menjadi presiden di Capitol Hill, Washington DC, AS, Jumat (20/1). Menurut Trump pergantian presiden adalah mentransfer kekuatan dari Washington DC kepada warga AS. (AFP Photo)

Liputan6.com, Washington, D.C - Nominasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memimpin Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan, Scott Pruitt resmi dilantik. Pencalonan tersebut dipenuhi kontroversi dan kritik.

Pengambilan sumpah Pruitt dilakukan usai Senat AS --yang saat ini dikuasai Partai Republik-- menyetujui nominasi yang diajukan Trump. Sebelumnya, Partai Demokrat menolak keras hal tersebut.

Penolakan Demokrat dipicu penyelidikan seorang Hakim di Oklahoma yang menemukan bukti bahwa Pruitt bertukar email dengan beberapa pejabat perusahaan gas dan minyak di AS.

Partai Demokrat menyebut penolakan mereka sangat berasalan. Sebab, Pruitt dekat dengan beberapa perusahaan energi.

Penolakan Demokrat dilakukan dengan sekuat tenaga. Mereka terus mendesak Senat menunda pengangkatan sampai isi email Pruitt dapat dibuktikan.

Namun upaya Partai Demokrat sia-sia. Saat pemungutan suara dilangsungkan, 52 anggota senat setuju pelantikan Pruitt dan hanya 46 suara yang menolak.

Pruitt jadi bahan pemberitaan besar di AS, usai ia menolak membeberkan isi emailnya kepada Badan Pengawas AS. Penolakan ini dilakukan selama dua tahun lamanya.

Disebut-sebut penujukan Pruitt merupakan pemimpin paling kontroversial dalam sejarah EPA.

Tidak cuma ditentang Partai Demokrat, ratusan mantan staf di EPA membuat surat terbuka menolak pencalonan Pruitt. Mereka menuliskan bahwa Pruitt begitu tidak memenuhi syarat jadi pemimpin di organisasi tersebut.

Kritik lebih keras disampaikan sejumlah aktivis dan pemerhati lingkungan. Kelompok ini menuduh Pruitt sebagai kaki tangan perusahaan minyak dan gas, sehingga ia tak akan bekerja sepenuh hati untuk menyelesaikan masalah akut seperti perubahan iklim.

Diserang segala arah, Partai Republik seperti menutup telinganya. Organisasi politik konservatif AS ini tetap bersikeras menyatakan Pruitt adalah orang yang tepat memimpin EPA.

"Saya sama sekali tidak ragu, Pruitt akan mengembalikan EPA pada inti objektifnya," sebut Senator Partai Republik asal Oklahoma James Inhofe seperti dikutip dari BBC, Sabtu (18/2/2017).

Pernyataan serupa juga disampaikan Senator Republik asal Wyoming, John Barrasso. Ia mendukung penuh pilihan Trump itu.

"EPA membuat kehidupan keluarga di seantero AS semakin sulit. Pruitt akan membawa banyak perubahan," jelas Barrasso.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya