Menlu Inggris Boris Johnson Melepas Kewarganegaraan AS

Menlu Johnson lahir di New York dari pasangan berkewarganegaran Inggris. Ia meninggalkan AS saat berusia lima tahun.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 12 Feb 2017, 13:12 WIB
Mantan Wali Kota London, Boris Johnson menggunakan sepeda saat akan meninggalkan rumahnya di London , Inggris, (21/6). Boris Johnson digantikan Sadiq Khan yang terpilih menjadi Wali Kota London. (REUTERS / Peter Nicholls)

Liputan6.com New York - Menteri Luar Negeri Inggris kini berada dalam daftar warga AS di US Treasury List yang tengah memproses untuk melepas kewarganegaraan miliknya.

Johnson, mantan walikota London, lahir di New York dari orangtua berwarganegaraan Inggris. Johnson meninggalkan AS ketika berusia lima tahun. Namun, bekas wartawan itu memiliki dua warga negara.

Dikutip dari Money.CNN Minggu (12/2/2017), tak jelas kapan Johnson mendaftarkan diri untuk melepas kewarganegaraan AS-ya. Namun, daftar Treasury dirilis tiap empat bulanan. Dan, prosesnya memakan waktu bulanan bagi nama-nama tertera dalam dokumen itu.

Johnson tak selalu bahagia menjadi warga AS. Tahun 2015, pajak AS yang dipotong dari pendapatannya ia sebut "benar-benar keterlaluan."

Berbeda dengan banyak negara lainnya, AS mengenakan pajak kepada seluruh warganya dari keseluruhan pendapatan mereka. Tak peduli dari mana mereka mendapatkannya dan di mana mereka berada. Aturan itu terkadang membuat warga AS di luar neger terkejut dengan pemotongan pajak mereka.

Johnson pernah menolak untuk membayar tagihan pajaknya, mengatakan agen IRS (Internal Revenue Service) mengejarnya setelah rekeningnya kedapatan menggendut sehabis ia menjual rumahnya di London.

Johnson dipilih menjadi menlu setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (Eropa). Politikus Konservatif pro-Brexit itu kini banyak membuat warga Inggris khawatir tentang nasib ekonomi Negeri Elizabeth II di masa depan.

Kerap tampil acak-acakan dan berbicara blak-blakan membuat banyak diplomat tersinggung. Ia sempat mengatakan Barack Obama 'presiden setengah Kenya' dengan 'nenek moyang yang dibenci kerajaan Inggris'.

Terakhir, ia mengatakan enggan datang ke New York karena akan berisiko bertemu dengan Donald Trump. Selain itu, BoJo --demikian panggilannya-- pernah menyebut Hillary Clinton adalah gambaran suster sadis di rumah sakit jiwa.

Perdana Menteri Theresa May pernah marah kepada BoJo setelah menuduh sekutu Inggris, Arab Saudi "bermain perang Proxy di Timur Tengah."

Johnson adalah salah satu dari meningkatnya warga negara AS yang memilih untuk putus hubungan dengan Paman Sam.

Kebanyakan alasan mereka adalah pusing dengan peraturan pajak yang membingungkan.

Dalam daftar Treasury itu, Johson terdaftar dengan nama Boris Alexander Johnson. Sedangkan nama lengkapnya adalah Alexander Boris de Pfeffel Johnson.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya