Presiden Tak Khawatir Rencana Aksi 28 Januari

Presiden SBY tidak akan menanggapi rencana demonstrasi besar-besaran pada 28 Januari mendatang. Bahkan, bila Jakarta dikepung demo, Presiden justru dijadwalkan berada di Banten untuk meresmikan proyek PLTU.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Jan 2010, 18:42 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui juru bicaranya menyatakan tidak khawatir rencana sejumlah elemen dan tokoh nasional menggelar demonstrasi besar-besaran di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada 28 Januari mendatang. Presiden pun belum menanggapi serius adanya upaya menjatuhkan pemerintahan dari elemen-elemen masyarakat yang merencanakan aksi tersebut.

"Kami tidak begitu yakin akan terjadi seperti itu. Apa yang perlu ditanggapi, kita sendiri belum tahu persis," ujar Juru Bicara Kepresidenan Julian Pasha di Jakarta, Selasa (26/1) [baca: Hati-Hati "Penumpang Gelap" Aksi 28 Januari].

Kelompok yang akan menggelar unjuk rasa memperingati 100 hari pemerintahan SBY-Boediono itu di antaranya Petisi 28 dan Gerakan Indonesia Bersatu. Mereka menilai kinerja pemerintahan SBY-Boediono sangat mengecewakan.

Duet SBY-Boediono juga dianggap gagal menjalankan pemerintahannya mulai menyejahterakan rakyat hingga morat-maritnya skandal Bank Century. Bukan hanya itu, mereka pun menuding kepemimpinan SBY lebih mementingkan pencitraan diri ketimbang program nyata mengentaskan kesulitan ekonomi rakyat.

Buat mengantisipasi rencana demo ini, Polri telah menyiapkan 10 ribu personel. Sementara saat Jakarta dikepung unjuk rasa 28 Januari 2010, Presiden SBY justru tidak berada di Ibu Kota. Sebab, SBY dijadwalkan berada di Banten untuk meresmikan proyek pembangkit listrik tenaga uap.(YNI/ANS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya