Sukses

Studi Temukan Mikroplastik di Testis Manusia dan Anjing, Bisa Sebabkan Kemandulan?

Penelitian yang dirilis pada Toxicological Sciences menunjukkan adanya mikroplastik dalam testis manusia dan anjing. Hal ini dikaitkan dengan penurunan produksi sperma dan kemandulan pada pria.

Liputan6.com, Jakarta - Mikroplastik jadi permasalahan yang timbul akibat krisis ekologi. Istilah mikroplastik merujuk pada limbah plastik berukuran super mini, hingga kurang dari 5 milimeter yang mencemari lingkungan.

Dikutip dari The Guardian, Selasa, 21 Mei 2024, mikroplastik telah ditemukan di testis manusia dan para peneliti mengatakan penemuan tersebut mungkin terkait dengan penurunan jumlah sperma dan faktor kemandulan pada pria. Para ilmuwan telah menguji 23 testis manusia, serta 47 testis anjing peliharaan. Mereka menemukan polusi mikroplastik di setiap sampel tanpa terkecuali, seperti yang dilaporkan dalam jurnal Toxicological Sciences.

Testis manusia yang menjadi bahan percobaan telah diawetkan sehingga jumlah penurunan spermanya tidak dapat diukur. Namun, jumlah sperma di testis anjing dapat diukur dan tingkat penurunan kadar spermanya kemungkinan lebih rendah daripada manusia.

Penelitian ini menunjukkan adanya suatu korelasi antara jumlah mikroplastik dalam testis dan produksi sperma, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memberikan hasil yang lebih konkret soal kajian ini. Penelitian tersebut melibatkan pelarutan sampel jaringan dan analisis plastik yang tersisa. Testis anjing diperoleh dari praktik dokter hewan yang melakukan operasi sterilisasi.

Testis manusia memiliki konsentrasi plastik hampir tiga kali lebih tinggi dibandingkan yang ditemukan pada testis anjing. Jumlahnya mencapai 330 mikrogram per gram jaringan dibandingkan dengan 123 mikrogram pada testis anjing. Polietilen yang digunakan dalam kantong plastik dan botol, merupakan mikroplastik yang paling umum ditemukan, diikuti oleh PVC atau Polivinil klorida yang dipakai menjadi salah satu bahan dasar bangunan di seluruh dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Benarkah Sebabkan Kemandulan?

Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan, jumlah sperma rata-rata pada pria telah menurun selama beberapa dekade karena faktor polusi kimia, seperti penggunaan pestisida. Pestisida sebagai penyebab menurunnya kualitas sperma sudah dibuktikan dalam banyak penelitian.

Mikroplastik juga baru-baru ini ditemukan dalam darah manusia, plasenta, dan ASI, yang mengindikasikan adanya kontaminasi meluas pada tubuh manusia. Dampaknya terhadap kesehatan masih belum diketahui, namun mikroplastik telah terbukti menyebabkan kerusakan sel manusia di laboratorium.

"Awalnya saya ragu apakah mikroplastik bisa menembus sistem reproduksi," kata Prof Xiaozhong Yu, dari Universitas New Mexico di Amerika Serikat. "Saat saya pertama kali menerima hasil untuk testis anjing, saya terkejut. Saya bahkan lebih terkejut ketika menerima hasil penelitian testis untuk manusia."

Testis manusia yang dianalisis diperoleh dari postmortem pada tahun 2016, dengan kriteria sampel laki-laki berusia antara 16 hingga 88 tahun ketika mereka meninggal. "PVC dapat melepaskan banyak bahan kimia yang mengganggu spermatogenesis dan mengandung bahan kimia yang menyebabkan gangguan endokrin," kata Yu.

3 dari 4 halaman

Mikroplastik Berbahaya bagi Produksi Sperma

Yu juga menyorot penggunaan PVC yang beberapa dekade terakhir ini dipakai secara marak dalam pembangunan dan kegiatan sehari-hari.

"Dampaknya terhadap generasi muda mungkin lebih memprihatinkan karena sekarang terdapat lebih banyak plastik di lingkungan," kata Yu.

Sampel testis manusia telah dikumpulkan secara rutin oleh Kantor Penyelidik Medis New Mexico dan tersedia setelah persyaratan penyimpanan tujuh tahun setelah itu sampel biasanya dibuang. Selain itu, sebuah penelitian yang lebih kecil di Tiongkok pada 2023 juga menemukan mikroplastik di enam testis manusia dan 30 sampel air mani. Penelitian terbaru pada tikus melaporkan bahwa mikroplastik mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kelainan serta gangguan hormon.

Hingga saat ini, sampah plastik dalam jumlah besar dibuang ke lingkungan dan mikroplastik telah mencemari hampir seluruh planet, mulai dari puncak Gunung Everest hingga ke lautan terdalam. Orang-orang diketahui telah mengonsumsi partikel kecil ini melalui makanan dan air bahkan menghirupnya, dalam laporan lain.

4 dari 4 halaman

Mikroplastik Bisa Berpindah-pindah Dalam Tubuh Manusia

Dilansir dari kanal Lifestyle Liputan6.com, penelitian sebelumnya dari Universitas New Mexico menunjukkan bahwa mikroplastik juga dapat memasuki tubuh manusia dan berpindah ke bagian tubuh lainnya. Para peneliti dari universitas ini memberikan tikus air minum dengan jumlah mikroplastik yang diperkirakan ditelan manusia setiap minggunya.

Hasilnya menunjukkan bahwa mikroplastik ini berpindah dari usus tikus ke jaringan lain di tubuh, termasuk ginjal, hati, dan otak. Para peneliti juga menemukan bahwa tikus yang terpapar mikroplastik menunjukkan tanda-tanda perubahan fisik setelah beberapa minggu.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa manusia yang terpapar mikroplastik seumur hidup juga dapat mengalami gangguan kesehatan serupa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia.

Mikroplastik dapat mengubah sel kekebalan yang disebut makrofag, yang bertanggung jawab untuk melindungi tubuh dari partikel asing. Perubahan pada sel kekebalan ini dapat menyebabkan peradangan pada tubuh manusia, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Studi selanjutnya yang dilakukan oleh tim peneliti ini akan meneliti bagaimana pola makan berdampak pada penyerapan mikroplastik oleh tubuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini