Data Inflasi Topang Penguatan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih terus menguat pada perdagangan saham Selasa (2/8/2016).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 02 Agu 2016, 06:20 WIB
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih terus menguat pada perdagangan saham Selasa (2/8/2016). Data inflasi yang positif menjadi pendorong kenaikan IHSG.

Analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, inflasi yang rendah bukan indikasi daya beli masyarakat turun. Menurut dia, pemerintah berhasil mengontrol inflasi saat Lebaran.

"Kalau kita lihat perusahaan konsumsi penjualannya terus naik," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data inflasi, dimana inflasi pada Juli 2016 sebesar 0,69 persen. Secara kumulatif (Januari sampai Juli) inflasi tercatat 1,76 persen. Lalu, inflasi Juli 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 3,21 persen.

Alfatih mengatakan, penguatan IHSG juga disebabkan oleh penerapan tax amnesty. Sebagaimana diketahui, aliran dana asing terus masuk saat pengampunan pajak.

"Sentimen tax amnesty menimbulkan kepercayaan," tutur dia.

Pada perdagangan saham kali ini, dia memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.300-5.200 dan resistance level 5.400-5.530.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG bakal menguat terbatas. Dia bilang, IHSG akan bergerak pada support 5.250 dan resistance 5.370.

Lanjar mengatakan, penguatan IHSG pada Senin kemarin dipengaruhi sentimen data inflasi dan dana repatriasi atas pemberlakuan tax amnesty. Sebab itu, IHSG melesat ke level 5.361, 57 atau naik 145,58 poin atau 2,79 persen.

"Sehatnya tingkat inflasi Indonesia membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat mendekati 13.000. Investor asing pun terbukti optimis tercatat net buy Rp 1,83 triliun," tutup dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya