Sukses

Australia Laporkan Kasus Infeksi Flu Burung Pertama pada Manusia

Flu burung H5N1 telah melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir, membunuh miliaran burung dan ayam yang dibudidayakan.

Liputan6.com, Melbourne - Australia melaporkan kasus flu burung pertama ke manusia pada Rabu (22/5/2024). Penularan ini terjadi pada seorang anak yang menurut pihak berwenang telah terinfeksi di India.

Flu burung H5N1 telah melanda dunia dalam beberapa tahun terakhir, membunuh miliaran burung dan ayam yang dibudidayakan.

Otoritas kesehatan di negara bagian Victoria mengatakan, pelacakan kontak penyebaran virus belum mengidentifikasi adanya kasus lebih lanjut, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (23/5).

Otoritas Victoria menilai, sangat kecil kemungkinan orang lain tertular karena flu tidak mudah menyebar antarmanusia.

"Ini adalah kasus flu burung patogen pada manusia pertama yang terkonfirmasi di Australia," kata Dr Claire Looker, kepala petugas kesehatan negara bagian Victoria.

Ini merupakan deteksi pertama jenis H5N1 pada manusia, tambahnya.

"Anak tersebut mengalami infeksi parah tetapi tidak lagi sakit dan telah pulih sepenuhnya."

Kasus di Victoria melibatkan virus H5N1. Namun, jenis virus ini tidak sama dengan yang menyebabkan wabah di Amerika Serikat.

Sebelumnya, seorang pekerja peternakan di Texas dinyatakan positif mengidap virus tersebut awal tahun 202.

Mulanya, virus ini menyebar melalui kawanan ternak AS.

Australia adalah satu-satunya benua di mana hewan sejauh ini terbebas dari virus flu burung H5N1.

Namun pihak berwenang mengatakan, jenis flu burung yang sangat pathogen ini telah terdeteksi di sebuah peternakan telur di dekat Melbourne.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Deteksi Kasus Flu Burung, Jepang Bunuh 40.000 Unggas

Sebelumnya, pihak berwenang di barat daya Jepang pada Sabtu 25 November 2023 bergegas membendung wabah flu burung dengan mengidentifikasi sekitar 40.000 unggas untuk dimusnahkan dan menerapkan tindakan karantina di peternakan terdekat.

Mengutip Kyodo News, jenis virus yang sangat menular diketahui terdeteksi di sebuah peternakan unggas di Kashima, Prefektur Saga, sehingga mendorong otoritas prefektur dan nasional di sekitarnya untuk membentuk satuan tugas.

NHK menyebut jenis flu burung yang terdeteksi patogen tipe H5.

Pemerintah Prefektur Saga mengatakan pada Sabtu pagi bahwa kasus flu burung dikonfirmasi di sebuah peternakan di Kashima, dan pemusnahan 40.000 unggas diperkirakan selesai pada Minggu pagi waktu setempat.

Adapun pergerakan sekitar 255.000 unggas di 12 peternakan unggas yang terletak dalam radius 10 kilometer dari pusat wabah dan produk terkait seperti telur dibatasi, sementara lokasi desinfeksi kendaraan didirikan di seluruh prefektur.

Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Ichiro Miyashita mengatakan pada pertemuan gugus tugas kementeriannya bahwa tindakan cepat akan diambil untuk memerangi virus ini, termasuk dengan mengirimkan tim survei epidemiologi.

Menurut otoritas prefektur Saga, peningkatan jumlah ayam yang mati dilaporkan pada hari Jumat, dan hasil dari dua tes dasar menunjukkan positif. Tes genetik kemudian mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut.

3 dari 3 halaman

Flu Burung Terjadi di Kamboja, Balita 2 Tahun Meninggal Dunia

Sementara itu, kasus flu burung (H5N1) juga pernah terjadi di Kamboja. Tahun 2023, ada tiga orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. 

Ini adalah pertama kalinya kasus flu burung terjadi di Kamboja sejak 2014 atau hampir satu dekade lalu.

Dilaporkan VOA Indonesia, korban meninggal dari Kamboja itu mulai dari anak perempuan berusia dua tahun hingga pria berusia 50 tahun. 

Seorang anak perempuan berusia dua tahun adalah orang kedua di Kamboja yang meninggal karena flu burung pada pekan ini,serta orang ketiga pada tahun ini, demikian kabar dari Kementerian Kesehatan negara tersebut

Uji laboratorium mengkonfirmasi bahwa anak yang tinggal di provinsi Prey Veng tersebut, meninggal karena flu burung H5N1, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Kementerian tersebut mengumumkan bahwa seorang pria berusia 50 tahun di provinsi tetangga Svay Rieng juga meninggal karena H5N1.

Pada bulan Februari lalu, ada juga kasus seorang anak perempuan berusia 11 tahun menjadi korban meninggal akibat flu burung pertama di negara tersebut sejak tahun 2014. Ayahnya juga ditemukan tertular namun selamat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.