RI Raup Investasi Rp 298 Triliun di Semester I

Dari realisasi investasi tersebut, penanaman modal asing masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 195,5 triliun atau sekitar 65,6 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Jul 2016, 17:16 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Realisasi investasi nasional mencapai Rp 298,1 triliun hingga semester I tahun ini. Angka ini mencapai 50,1 persen dari total target realisasi investasi sebesar Rp 594,8 triliun sepanjang 2016.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ‎(BKPM) Thomas Lembong mengungkapkan, capaian realisasi investasi tersebut cukup menggembirakan. Sebab di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, realisasi investasi di Indonesia ‎mampu berjalan sesuai target.

"Realisasi ini on track. Itu cukup menggembirakan mengingat periode ini banyak tantangan global seperti Brexit (Britain Exit) dan peristiwa lain yang berdampak negatif pada sentimen investor," ujar dia di Kantor ‎BKPM, Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Dari realisasi investasi tersebut, penanaman modal asing (PMA) masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 195,5 triliun atau sekitar 65,6 persen‎. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 102,6 triliun atau sekitar 34,4 persen.

Jika dilihat dari lokasi tujuan investasi, Pulau Jawa masih memiliki porsi lebih besar yaitu sebesar yaitu Rp 162,6 triliun atau sekitar 54,5 persen. Sedangkan di luar Jawa sebesar Rp 135,5 triliun atau sekitar 45,5 persen.

‎Meski investasi di Pulau Jawa masih mendominasi, namun jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, realisasi investasi di luar Jawa meningkat 17,7 persen. Pada periode Januari-Juni 2015, realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 115,1 triliun.

‎"Inti program Nawacita bangun dari pinggiran. Jadi sangat penting angka-angka investasi di luar Jawa," kata dia.

Dari sisi sektor, realisasi investasi pada industri kertas, barang dari kertas dan percetakan sebesar Rp 32,71 triliun (12,5 persen); industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp 30,5 triliun (11,7 persen); industri makanan Rp 30,4 triliun (11,6 persen); industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik Rp 22,1 triliun (8,5 persen); industri alat angkutan dan transportasi Rp 18,1 triliun (6,9 persen) dan lainnya sebesar Rp 127,6 triliun (48,8 persen).

Dan dari asal negaranya, pada semester I 2016, ‎Singapura masih mendominasi investasi di Indonesia, yaitu sebesar US$ 4,9 miliar atau sekitar 34,76 persen. Kemudian, diikuti Jepang sebesar US$ 2,9 miliar atau 20,57 persen, Hong Kong US$ 1,1 miliar atau 7,85 persen, Tiongkok US$ 1 miliar atau 7,2 persen, Belanda US$ 630 juta atau 4,49 persen dan lainnya US$ 3,53 miliar atau 25,1 persen.(Dny/Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya