Produksi Diramal Naik, Harga Minyak Turun

Harga miyak Amerika Serikat (AS) merosot 3,7 persen pada Selasa atau Rabu (9/3/2016) WIB

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 09 Mar 2016, 06:00 WIB
Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak Amerika Serikat (AS) merosot 3,7 persen pada Selasa atau Rabu (9/3/2016) WIB setelah Goldman Sachs menilai reli yang terjadi belakangan, tidak berkelanjutan, serta analis memproyeksi akan kelebihan pasokan lagi di AS.

Komentar dari Goldman Sachs pada prosepek reli itu juga menambah tekanan pada harga.

Perbedaan pandangan pada rencana untuk membatasi produksi juga membuat pasar defensif. Kuwait, yang memproduksi 3 juta barel per hari, mengatakan akan membekukan produksi, hanya jika produsen kebanyakan berpartisipasi, termasuk Iran yang melihat rencana tersebut.

 

Berita dari pertemuan produsen minyak mentah Amerika Latin ditetapkan di Quito Jumat telah mendorong harga minyak pada hari Senin, dan sentimen bullish sebelumnya menyapu ke sesi Selasa.

"Komentar dari Kuwait telah mendorong sell-off dan tampaknya mungkin bahwa fokus pada persediaan minyak mingguan akan mendorong harga yang lebih rendah," kata Matt Smith, direktur riset komoditas di Clipper data berbasis di New York dilansir dari CNBC, Rabu (9/3/2016).

Harga minyak acuan global berjangka Brent, turun US$ 1,28 atau 3,09 persen menuju level US$ 39,58 per barel.

Selasa sesi perdagangan, Brent menyentuh level tertinggi selama 2016 di level US$ 41,48, mewakili 50 persen kenaikan dari penurunan 12 tahun di level US$ 27,1 dalam kurun waktu kurang dari dua bulan lalu.

US$ Texas Intermediate, harga minyak AS berjangka juga turun 3,7 persen atau US$ 1,40 menuju ke US$ 36,5 per barel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya