RI Kini Total Bebaskan Visa Bagi 174 Negara

Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan Bebas Visa Kunjungan untuk 174 negara sepanjang tahun ini.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Des 2015, 17:23 WIB
Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli saat rapat koordinasi dikantornya, Jakarta, Senin (21/12). Negara yang dibebaskan dari visa kunjungan ke RI, yaitu Uzbekistan, Bangladesh, Palestina, Israel, Uruguay, Jamaika, Paraguay. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah 90 negara, pemerintah kembali membebaskan visa untuk 84 negara sahabat. Pembebasan visa untuk menggenjot jumlah turis dengan mempermudah akses masuk ke Indonesia.
 
Dengan kebijakan tersebut, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan Bebas Visa Kunjungan untuk 174 negara sepanjang tahun ini.
 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli telah berkoordinasi dengan seluruh Kementerian/Lembaga terkait dan sepakat membebaskan visa bagi turis asal 84 negara lagi. Kebijakan ini dikeluarkan setelah mengevaluasi dampak positif pembebasan visa 47 negara tiga bulan lalu.
 
"Jadi ada 84 negara baru yang dibebaskan visanya ke Tanah Air. Totalnya sudah 174 negara bebas visa," ungkap Rizal saat ditemui dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Ia mengatakan, hampir seluruh negara sahabat memperoleh fasilitas pembebasan visa dari pemerintah Indonesia. Negara itu di antaranya Brasil, China, Australia, Eropa Timur, Ukraina, Uzbekistan, Bangladesh, Kamerun, Palestina, Uruguay, Costarica, Israel, Madagaskar, Georgia, Guetemala, Bolivia, Jamaica, dan Paraguay.
 
"Pokoknya negara-negara yang baik, kita terima deh. Sebab dari hasil evaluasi 47 negara bebas visa sebelumnya, dampak pertumbuhan turis 19 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan normal 6-8 persen," ujar Rizal.
 
Dengan penambahan bebas visa bagi 84 negara baru ini, diharapkan Rizal mampu manarik wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 20 juta kunjungan dengan devisa US$ 20 miliar dalam lima tahun ke depan dari target saat ini 10 juta turis senilai US$ 10 miliar.
 
"Kita juga mau menciptakan lapangan kerja langsung sebanyak 7 juta orang tahun ini menjadi 2 - 3 kali lipatnya secara tidak langsung di 2019. Sekarang kan baru 3 juta pekerja langsung dan 2 - 3 kali lipatnya tidak langsung di 2015," jelas Rizal. (Fik/Nrm)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya