Ibu-Ibu di Bengkulu Tolak Calon Kepala Daerah yang Poligami

Poligami dan korupsi dinilai berkaitan.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 16 Sep 2015, 15:50 WIB
Poligami dan korupsi dinilai berkaitan.

Liputan6.com, Bengkulu - Puluhan ibu rumah tangga yang tergabung dalam Gerakan Wanita Bengkulu Anti Poligami, Rabu (16/9/2015), menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Simpang Lima Kota Bengkulu. Mereka mengusung isu menolak calon kepala daerah yang berpoligami.

Koordinator lapangan dan sebagian peserta aksi terlihat menggunakan masker penutup mulut karena kondisi udara Bengkulu diselimuti kabut tipis. "Poligami adalah manifestasi praktek tindak pidana korupsi," kata koordinator aksi, Jepi Sartika

Dalam orasinya, Jepi mengimbau masyarakat dan para perempuan di Indonesia untuk memboikot seluruh calon pemimpin yang berpoligami. "Secara tegas kami menolak dipimpin oleh pelaku poligami," seru dia.

Poligami dan korupsi, kata Jepi, adalah lingkaran setan yang tidak bisa dipisahkan. Menurut dia, para pemimpin yang melakukan praktek poligami sudah tentu mengedepankan hawa nafsu dalam memimpin.

"Poligami adalah bentuk legalitas penyaluran hawa nafsu dan cenderung merendahkan martabat kaum perempuan, memicu terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga," kata Jepi. (Hmb/Sun)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya