Kanker Serviks Ancam Ratusan Wanita Banten

Sosialisasi dan deteksi dini kanker di Banten akan digalakkan melalui gerakan OASE-KK.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Apr 2015, 16:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Hingga akhir 2014, tercatat 116 kasus penderita kanker leher rahim dan 325 kasus kanker payudara di Banten. Sementara jumlah kematian akibat kanker rahim hanya satu kasus dan kanker payudara empat kasus. Meski demikian tetap dibutuhkan penanganan tersendiri untuk mengurangi jumlah penderita kanker di wilayah tersebut.

"Dengan deteksi dini akan semakin cepat diketahui, sehingga dapat dicegah berkembang lebih lanjut," kata Ketua PKK Provinsi Banten, Dewi Indriati, Kamis (23/4/2015).

Istri Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno ini menjelaskan, penyakit kanker juga disebut sebagai 'silent killer'. Penderita baru menyadari saat stadium penyakitnya sudah parah dan tidak banyak yang dapat dilakukan.

Setiap wanita berisiko tinggi terjangkit kanker leher rahim dan kangker payudara selama hidupnya tanpa memandang usia dan gaya hidup.

"Maka dari itu, setiap wanita disarankan rutin melakukan skrining dengan tes IVA (Inpeksi Visual Asetat) dan deteksi dini kanker payudara dengan metode Clinical Breast Examination (CBE). Ini dilakukan agar penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin," terangnya.

Istri pemeran 'Bang Doel' ini akan melakukan sosialisasi dan penjelasan ke seluruh wanita di Banten tentang bahaya kanker melalui gerakan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) yang dipimpin Ibu Negara Iriana Jokowi.

"Gerakan ini merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam menghadapi permasalahan kesehatan di Banten terkait dengan kanker pada kaum perempuan. Gerakan ini akan terus dilakukan untuk menarik minat kaum perempuan agar terus memeriksakan kondisi kesehatan reproduksinya dengan pemeriksaan kesehatan yang sederhana," tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya