Sosok Yoseph Sairlela, Saksi Perbudakan Benjina di Mata Atasannya

Yoseph juga merupakan tulang punggung keluarganya.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Apr 2015, 17:37 WIB
Kapal-kapal itu terlihat sangat besar dan telah dilengkapi berbagai teknologi mumpuni dibandingkan kapal nelayan Indonesia. (Liputan6.com/Richo Pramono)

Liputan6.com, Jakarta - Tewasnya Koordinator Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kepulauan Aru Yoseph Sairlela menimbulkan beragam spekulasi. Pasalnya, Yoseph meninggal dunia saat proses investigasi terhadap PT Pusaka Benjina Resources tengah berlangsung.

Terlepas dari hal itu, Direktur Jenderal PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Asep Burhanudin menyatakan Yoseph merupakan sosok yang baik dan berdedikasi kepada pekerjaan.

"Dia orang baik, orang hebat makanya diandalkan dari 1988-2014 di sana. Sisi penguasaan medan di daerah Aru juga baik. Padahal di sana banyak buaya, tapi dia berani hanya pakai speedboad," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Selain itu, Yoseph juga merupakan tulang punggung keluarganya selama ini. Maka tidak heran perginya Yoseph membuat keluarganya di Tual sangat histeris. "Dia ini tulang punggung keluarga, makanya banyak yang histeris," lanjutnya.

Bahkan, saat hendak meminta agar jenazah untuk diotopsi sesuai dengan arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, pihak keluarga menolak hal tersebut.

"Dari keluarga kukuh tidak mau diotopsi, kemudian saya pimpin rapat saya kasih pengertian ke keluarga karena juga ada masalah Benjina, kemudian baru sepakat untuk otopsi," kata dia.

Sementara itu, agar tidak menimbulkan suasana yang tidak kondusif di Tual, Maluku, Asep meminta agar semua pihak tidak menghembuskan isu-isu negatif terkait tewasnya Yoseph.

"Saya mengimbau kalau ada isu pembunuhan itu ditahan. Karena hasil sementara meninggalnya karena serangan jantung. Kita tunggu hasil otopsi saja," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya